Insiden Tolikara tetap diselesaikan melalui mekanisme hukum.
Solopos.com, JAKARTA – Kapolda Papua Brigjen Pol. Paulus Waterpauw memastikan kasus kekerasan di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, diselesaikan melalui mekanisme hukum.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Menurut dia mekanisme hukum harus dikedepankan dalam penyelesaian kasus Tolikara, karena pendekatan adat belum menjamin perdamaian di sana.
Waterpauw mengatakan kesepakatan damai yang telah dilakukan merupakan langkah awal untuk mendorong perdamaian di sana. “Tapi upaya hukum tetap tegas,” katanya di Gedung PTIK, Jakarta Selatan, Rabu (12/8).
Ia menduga ada pihak yang sebenarnya belum puas terhadap kasus yang terjadi saat perayaan Idulfitri lalu.
“Upaya proses adat biasanya tak pernah langgeng, tak pernah bisa diterima semua pihak,” kata dia.
Waterpauw mengatakan kasus Tolikara bukanlah kasus biasa melainkan kasus besar karena terjadi ketika muslim melaksanakan Salat Idul Fitri, sehingga harus diselesaikan dengan mekanisme hukum.
“Kalau kejadiannya dua hari atau beberapa hari sebelumnya, masyarakat akan melihat itu konteks kejadian umum, kalau ibadah itu kan sensitif,” kata dia.
Kekerasan di Karubaga terjadi saat Salat Id, Jumat (17/7/2015) lalu di Lapangan Koramil Karubaga. Dalam insiden tersebut aparat keamanan gabungan Polri dan TNI melepaskan tembakan peringatan yang melukai 11 orang, satu di antaranya meninggal.
Polisi sejauh ini sudah menetapkan tersangka berinisial JW dan AK.