SOLOPOS.COM - Tim SAR melanjutkan pencarian korban perahu terbalik di Waduk Kedungombo Boyolali, Minggu (16/5/2021). (Solopos-Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI -- Pemkab Boyolali segera mengevaluasi pengelolaan wisata air Waduk Kedungombo pascainsiden perahu terbalik yang menewaskan sembilan orang, Sabtu (15/5/2021) lalu.

Pemkab mengakui selama ini belum bisa optimal dalam melakukan pengawasan operasional lokasi wisata kawasan waduk itu karena berkaitan dengan wewenang.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Boyolali, Susilo Hartono, mengatakan terkait peristiwa perahu terbalik di Waduk Kedungombo perlu ada evaluasi bersama.

Baca Juga: Akhirnya, Semua Korban Perahu Terbalik di Kedungombo Boyolali Ditemukan

Ekspedisi Mudik 2024

"Posisi kami serbarepot. Sebab posisinya ada di atas air yang menjadi kewenangan BBWS [Balai Besar Wilayah Sungai] Pemali Juana. Demikian juga terkait sarana dan prasarana, daya muat, spesifikasi, dan sebagainya jadi kewenangan BBWS," katanya kepada Solopos.com, Senin (17/5/2021).

Ia mengatakan terkait hal itu ke depan perlu evaluasi lebih lanjut, walaupun Pemkab Boyolali tidak memiliki kewenangan perizinan, terutama di kawasan waduk. "[Waduk] Bukan wilayah kami. Termasuk mengenai syarat pengemudi perahu, apakah wajib memiliki semacam SIM atau tidak. Kalau memang disyaratkan, siapa yang berwenang menerbitkannya?" katanya.

Susilo mengatakan kedisiplinan dalam menerapkan standard operating procedure (SOP) guna mendukung keamanan di lokasi wisata harus menjadi perhatian setiap pengelola.

Baca Juga: Operasi Pencarian Korban Perahu Terbalik di Waduk Kedungombo Boyolali Resmi Ditutup

Penerbitan Izin

Terkait ada tidaknya SOP untuk pengoperasian perahu di Waduk Kedungombo, menurutnya mestinya hal itu sudah melekat pada penerbitan izin. "Mestinya ketika izin mengoperasikan perahu dari BBWS sudah ada regulasi mengenai daya muat dan SOP lainnya yang harus dipenuhi," lanjutnya.

Menurut Susilo, evaluasi menyusul insiden perahu terbalik itu perlu dilakukan bukan hanya untuk Kedungombo, namun waduk lain di Boyolali seperti Waduk Cengklik di Kecamatan Ngemplak.

Di Waduk Cengklik juga ada aktivitas perahu wisata. Ia berharap peristiwa di Waduk Kedungombo tidak terulang kembali di wilayahnya.

Baca Juga: Tragedi Perahu Terbalik di WKO Boyolali: Pengemudi & Pemilik Warung Apung Berpotensi Jadi Tersangka

Peristiwa kecelakaan perahu terbalik di Waduk Kedungombo, Boyolali, disebabkan salah satunya karena muatan perahu yang melebihi kapasitas. Selain itu diperkirakan perahu tidak difasilitasi pelampung untuk para penumpang. Kapolres Boyolali, AKBP Morry Ermond, mengatakan ke depan harus ada perbaikan untuk pengelolaan wisata tersebut.

"Kejadian ini harus jadi pelajaran. Pemerintah harus memberi treatment kepada masyarakat. Pengelolanya bukan badan usaha. Ini masyarakat. Kalau dikelola badan usaha, retribusi jelas, dasar usaha jelas, sehingga treatment-nya pun sudah pasti ada. Kalau misalnya tidak ada sosialisasi, rompi, dan sebagainya pasti yang bertanggung jawab," katanya.

Dikelola Masyarakat

Sementara pada kasus di Kemusu tersebut, lokasi wisata dikelola masyarakat desa. "Jadi istilahnya masuk area abu-abu. Harusnya ada treatment baik dari pemerintah daerah maupun provinsi. Ke depan harus ada perbaikan. Sosialisasi, penyuluhan tentang prosedur keselamatan," katanya.

Baca Juga: Underpass Makamhaji Rusak Lagi, Pemkab Sukoharjo Mikir Ulang Terima Aset Dari Pusat

Camat Kemusu, Sumarno, mengatakan peristiwa perahu terbalik di Kedungombo, Boyolali, tersebut harus menjadi pelajaran penting. Ke depan aspek keselamatan pun harus benar-benar ditekankan.

Ia menjelaskan sebelumnya sudah ada sosialisasi kepada masyarakat terkait aspek keselamatan. "Sosialisasi sebenarnya sudah. Perahu juga sudah dibekali pelampung. Tapi kadang tidak diperhatikan. Sebenarnya ada, masing-masing perahu ada pelampung," katanya.

Menurutnya, lokasi wisata tersebut sebenarnya hanya ada beberapa perahu untuk penumpang. Perahu tersebut membawa penumpang dari tepi waduk ke warung apung milik warga. Sedangkan perahu-perahu lain merupakan perahu milik nelayan untuk menuju karamba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya