SOLOPOS.COM - Ilustrasi online atau daring. (freepik)

Solopos.com, KARANGANYAR — Masa pengenalan lingkungan sekolah atau MPLS pada satuan pendidikan SMA, SMK, dan SLB dilaksanakan secara daring. MPLS diselenggarakan mulai Senin hingga Rabu (12-14/7/2021).

Dasar pelaksanaan kegiatan mengawali tahun ajaran baru 2021/2022 itu Surat Edaran (SE) No.443.2/07056 tentang MPLS dan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Tahun Pelajaran 2021/2022 pada Satuan Pendidikan SMA, SMK, dan SLB di Provinsi Jawa Tengah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selain SE, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah juga menyusulkan nota dinas No. 01042/KADIN/VII/2021 tentang Persiapan Penyelenggaraan Pembelajaran Tahun Pelajaran 2021/2022 pada Satuan Pendidikan SMA, SMK, dan SLB.

Baca juga: Ketika Sekolah Tak Lagi Digunakan untuk Belajar Akibat Pandemi Covid-19

Wakil Kepala (Waka) Kesiswaan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Jumapolo, Karanganyar, Hartanta, membenarkan perihal SE dan Nota Dinas tersebut.

“[MPLS] menggunakan daring. Ada petunjuk teknis dari Disdikbud Provinsi Jateng. Masa pandemi, PPKM Darurat dimohon sampaikan MPLS 100% daring,” kata Hartanta saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (13/7/2021).

Hartanta mengakui pelaksanaan MPLS secara daring di SMAN Jumapolo mengalami kendala. Salah satunya sinyal internet. SMAN Jumapolo menyelenggarakan MPLS melalui aplikasi Zoom.

“Ada beberapa siswa terkendala sinyal. Ada juga kuota. Yang terkendala sinyal ini meminta izin bergabung dengan teman lain terdekat. Atau daring tidak di rumah, mencari sinyal. Kami izinkan dengan catatan protokol kesehatan,” tutur dia.

Baca juga: Darurat Pendidikan Hingga Ancaman Lost Generation di Masa PPKM Darurat

Dari 360 orang siswa baru yang diterima di SMAN Jumapolo, sebanyak 317 orang bisa mengikuti MPLS daring lancar. Sisanya mengalami kendala sinyal, kuota, dan hal teknis lainnya.

“Ada yang melapor handphone rusak pada microphone. Saat daftar ulang sudah kami data perihal kesiapan dan kelengkapan alat selama  PJJ [pembelajaran jarak jauh],” ujar dia.

Hartanta menyampaikan pihak sekolah akan mendata dan mengevaluasi MPLS hari pertama.

Menyiasati Kendala

Dihubungi secara terpisah, Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Jenawi, Karanganyar, Sri Eka Lelana, menuturkan sekolah menggunakan sejumlah aplikasi sekaligus selama MPLS daring. Hal itu untuk menyiasati kendala yang dialami siswa, seperti sinyal, jaringan internet, kuota, dan lain-lain.

Baca juga: Sosok Di Video Viral Tambal Ban Online Ternyata Anggota Satpol PP Karanganyar, Begini Ceritanya

“Pakai aplikasi Zoom, Youtube, atau WhatsApp. Sesuai petunjuk teknis Disdikbud Provinsi Jateng. MPLS tidak boleh tatap muka. Semua kegiatan harus daring. Kami gunakan Zoom kapasitas 500 peserta dan live Youtube. Untuk tugas kami gunakan WhatsApp grup,” kata Eka, sapaan akarabnya.

Eka mengklaim MPLS hari pertama berjalan lancar. Eka menunjukkan respons peserta MPLS daring pada hari pertama.

“Banyak pertanyaan pada kolom komentar. Apresiasi dan partisipasi wali murid, peserta didik baru luar biasa. Mereka kami pantau. Ya kami akui beberapa siswa terkendala jaringan internet. Tetapi tertolong berkat bantuan kakak kelas atau kelompok yang telah kami buat,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya