SOLOPOS.COM - Mahasiswa UGM mengolah limbah darah sapi menjadi salep luka bakar (JIBI/Harian Jogja/Humas UGM)

Harianjogja.com, SLEMAN-Pemanfaatan limbah darah sapi sementara ini lebih banyak dikonsumsi masyarakat dam dikenal dengan nama saren. Namun hal itu belum dapat jadi solusi penuntasan limbah darah sapi. Selain haram bagi umat muslim, jumlah dasah sapi terlampau banyak sehingga tidak dapat dikonsumsi seluruhnya.

Setidaknya, satu ekor sapi dapat menghasilkan 28 liter darah. Adapun, dalam sehari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dapat menyembelih puluhan sapi. Berangkat dari fakta ini, sejumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM) berusaha menjawab permasalahan dengan mengubah limbah darah sapi menjadi salep untuk mengobati luka bakar. Adalah, Rahmad Dwi Ardiansyah, Riefky Pradipta Baihaqi, M. Nury Nuha Naufal, M. Atabika Farma dan Aprilia Maharani.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami sudah buktikan dengan riset percobaan selama sebulan. Sampelnya adalah tikus. Penyembuhan luka bakar pada tikus hanya membutuhkan waktu 21 hari dengan salep yang kami ciptakan. Sementara pada tikus yang lain dengan salep pabrikan butuh waktu 27 hari,” ujar M. Nuri Nauha pada saat mempresentasikan hasil penelitian timnya di kampus UGM, Jumat (22/8/2014).

Cara pembuatan salep dimulai dengan mensterilkan darah di laboratorium sehingga wujudnya bening. Selanjutnya bahan dasar tersebut dicampur platelet rich plasma dengan komposisi yang sudah diujikan. Dari dua campuran bahan itulah kemudian dicampur lagi dengan bahan pembuat salep sehingga warnanya putih dan siap untuk pengobatan.

Hasil penelitian yang mereka ciptakan menunjukkan salep dengan komposisi limbah darah sapi memiliki tingkat kesembuhan yang lebih baik. Hal itu ditandai dengan tidak adanya bekas luka pada sampel tikus setelah hewan itu mengelami kesembuhan.

“Pengobatan untuk kulit manusia kami masih dalami tapi kami meyakini tetap bisa juga,” tandasnya.

Salep hasil kreasi mahasiswa UGM tersebut selanjutnya diharapkan mampu memberikan sumbangsih dalam dunia medis. Pasalnya pembuatan salep yang beredar di pasaran saat ini masih terkendala ketersediaan bahan. Bahkan obat luka bakar yang beredar di pasaran masih menggantungkan komposisi bahan yang berasal dari luar negeri.

Tidak hanya untuk menyembuhkan luka bakar saja, inovasi salep yang mereka ciptakan bisa juga untuk menyembuhkan luka gores, luka bekas bedah dan beragam luka pada kulit.

Saat ini produk yang mereka ciptakan sedang dalam proses paten. Ke depan hasil penelitian akan mereka publikasikan pada jurnal nasional dan internasional. Rencana terdekat adalah memamerkan produk salep itu ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional yang berlangsung di Semarang, 25-27 Agustus ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya