Solopos.com, KARANGANYAR – Pengasuh Pondok Pesantren Al-Inshof, KH Abdullah Saad Ahmadi, meninggal dunia di Rumah Sakit Indriati Solo Baru, Selasa (17/11/2020) pukul 19.30 WIB.
Sosok yang juga merupakan murid dari Habib Luthfi bin Yahya tersebut dimakamkan di Kompleks Pemakaman Pondok Pesantren Al-Inshof Plesungan, Gondangrejo, Karanganyar.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Pantauan Solopos.com di lokasi, Rabu (18/11/2020) sekitar pukul 13.00 WIB para pelayat mengiringi pengantaran jenazah KH Abdullah Saad Ahmadi dengan melantunkan salawat sepanjang perjalanan sejauh 300 meter.
Puluhan Nasabah Geruduk Kantor Kospin Syariah Karanganyar, Ada Apa?
Para santri mengantarkan jenazah guru mereka hingga ke lokasi pemakaman. Di lokasi juga terlihat beberapa karangan bunga sebagai tanda duka cita dari masyarakat.
Saat proses pemakaman berlangsung, terlihat juga putra dari Habib Luthf bin Yahya, Syarif Husain dan KH Zakaria Anshor, yang merupakan pengasuh salah satu pondok pesantren dari Pekalongan.
Salah satu santri Ponpes Al-Inshof, Petrus Ahmad Susilo, mengatakan semasa hidupnya KH Abdullah Saad Ahmadi dikenal sebagai orang yang suka membantu sesama. Dia juga mengenal baik sosok tersebut karena selalu menemani ketika di kediaman Habib Luthfi bin Yahya di Pekalongan selama sebulan penuh saat Ramadan.
“Dimakamkan bada zuhur. Jenazah disalatkan dulu lalu dibawa ke pemakaman sambil diiringi salawatan. Saya ingat betul beliau orang yang sangat baik. Suka membantu orang. Saya selalu ingat pesan beliau agar jangan takut kehilangan keduniawian. Karena dunia itu sempit. Jadi santri tidak boleh keroyokan berebut duniawi,” jelas Petrus kepada Solopos.com setelah pemakaman.
Terkuak! Pembunuh ABG Berseragam Pramuka di Hotel Semarang Ternyata Pacar Korban, Baru Kenal 2 Pekan
KH Zakaria Anshor mengungkapkan, KH Abdullah Saad memiliki kelebihan yang jarang dimiliki orang lain. Menurutnya, almarhum bisa menempatkan diri secara proporsional di segala kondisi dan situasi untuk menjaga persatuan.
“Perjalanan beliau luar biasa. Usianya masih muda, namun bisa memantapkan kaidah bergaul dengan para habaib. Sebagai tokoh bisa mengarahkan masyarakat jangan sampai mudah terhasut dan menyikapi berbagai polemik,” jelas dia.
Salah satu kerabat almarhum KH Abdullah Saad dari Kudus, Sukandar, mengatakan, kali terakhir bertemu saat Idulfitri. Dia mengenang almarhum sebagai sosok yang baik dan suka menolong.
“Saya ingat betul beliau suka sekali memeluk saya. Orangnya baik sama semua orang. Sangat terasa sekali kehilangannya,” terang dia.