SOLOPOS.COM - Pemakaman pemilik warung makan Bothok Mercon dengan protokol kesehatan. (Istimewa/Husnul Aziz)

Solopos.com, SRAGEN -- Tumiyem, 74, pemilik warung makan Bothok Mercon Mbah Wiro di timur Bengawan Solo, tepatnya di Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, meninggal dunia, Senin (9/11/2020) dini hari.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, istri dari Mbah Wiro Atmojo itu mengembuskan napas terakhir pada pukul 01.00 WIB di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. “Almarhum memiliki riwayat penyakit sesak napas selama bertahun-tahun. Almarhum sudah dirawat di RSUD sejak Sabtu [7/11/2020]. Pemakaman dilaksanakan pagi ini pukul 10.00 WIB,” terang tokoh masyarakat Desa Tenggak, Husnul Aziz, saat dihubungi Solopos.com, Senin pagi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dianggap Menantang, Pelajar Sragen Diajak Duel dan Dipukuli hingga Babak Belur

Ekspedisi Mudik 2024

Proses pemakaman almarhumah memakai protokol kesehatan Covid-19. Sejumlah sukarelawan datang dengan memakai pakaian alat pelindung diri (APD) lengkap. Kendati begitu, almarhumah belum dinyatakan positif corona. “Itu baru suspek [corona]. Walau begitu, pemakaman tetap pakai protokol kesehatan karena hasil uji swab-nya belum keluar,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, dr. Hargiyanto, saat dikonfirmasi melalui telepon.

Makanan Khas

Bagi penikmat kuliner asal Sragen dan sekitarnya, khususnya yang doyan sajian pedas barangkali tidak asing dengan sajian botok mercon. Di Desa Tenggak, ada sejumlah warung makan yang menjajakan makanan berbahan dasar ikan patin ini. Salah satu warung makan botok mercon paling terkenal dari desa ini adalah Mbah Wiro yang terletak di jalan Gabugan-Sragen. Tepatnya di sebelah timur Jembatan Gawan yang melintasi Bengawan Solo.

PLN Ancam Putus Listrik Petani Sragen Pengguna Jebakan Tikus

Warung makan ini biasa menjadi jujukan kalangan pejabat mulai tingkat bupati hingga gubernur. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, pernah mampir ke warung makan ini. Setiap hari Warung Mbah Wiro setidaknya menghabiskan 50 kg ikan patin untuk membuat botok mercon. Kalau sedang ramai bisa mencapai satu kuintal ikan patin/hari bahkan bisa lebih.

Botok mercon juga sudah menjadi kuliner wajib di setiap kegiatan Pemerintah Desa Tenggak. Selain diolah menjadi botok mercon, ikan patin itu bisa diolah menjadi kerupuk, nugget, bakso, steak dan lain-lain. Aneka olahan makanan berbahan dasar ikan dari Desa Tenggak ini sudah kerap dipajang di sejumlah pameran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya