SOLOPOS.COM - Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesma) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah (Jateng), Yuni Rahayuningtyas. (Solopos.com-Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mencatat angka kematian ibu (AKI) di wilayahnya sepanjang tahun 2022 mencapai 335 kasus. Dari 35 kabupaten/kota di Jateng, Kabupaten Brebes menjadi penyumbang terbesar dengan angka kematian ibu mencapai 35 kasus.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Jateng, Yuni Rahayuningtyas, mengatakan selain Kabupaten Brebes, daerah lain yang memiliki angka kematian ibu cukup tinggi adalah Kebumen dengan 21 kasus. Kemudian Grobogan dengan 21 kasus, Banyumas 19 kasus, dan Boyolali dengan 14 kasus. Sedangkan daerah dengan angka kematian ibu terendah adalah Kota Magelang dan Kota Solo dengan masing-masing satu kasus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Penyebabnya banyak faktor. Tapi, kenapa Brebes bisa tinggi? Di sana daerahnya luas, penduduknya banyak, dan masuk daerah miskin juga,” ujar Yuni saat dijumpai Solopos.com seusai acara Peningkatan Akses dan Layanan KBPP dalam Akselerasi Penurunan AKI, AKB, dan Stunting di Semarang, Kamis (1/12/2022).

Kendati tercatat ratusan kasus hingga triwulan 3 ini, Yuni mengklaim angka tersebut turun drastis dibanding tahun 2021. Hal itu dikarenakan pada tahun 2021 lalu, juga bersamaan dengan maraknya kasus Covid-19. Bahkan pada 2021 lalu, kasus AKI atau angka kematian ibu di Jateng mencapai 1.011 orang.

“Jadi tren kita memang sempat naik saat pandemi Covid-19 [tahun 2020-2021]. Waktu itu, setelah kita telusuri penyebabnya hampir 50 persen meninggal karena Covid-19,” ungkapnya.

Baca juga: Ramaikan..! Woro, Nella & Paramitha Meriahkan Launching YSNW di Baki Sukoharjo

Yuni pun mengaku berbagai upaya dilakukan untuk menekan AKI tersebut. Salah satunya, yakni dengan menggencarkan program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng. “Di program itu, kita melakukan pengawalan dari hulu hingga hilir. Mulai dari pengawalan persiapan ibu hamil sampai melahirkan, termasuk fase nifas, kemudian peningkatan pelayanan kesehatan hingga melibatkan setiap lapisan masyarakat untuk edukasi secara merata. Pelayanan kesehatan di Jateng sangat siap melakukan jemput bola bila ada yang kesulitan,” beber dia.

Lebih lanjut, Yuni juga berpesan kepada ibu hamil agar rutin mengecek masa kehamilanya minimal 6 kali selama kehamilan. Tujuannya, untuk mendiagnosis lebih awal apakah sang ibu memikili penyakit bawaan atau penyerta.

“Jadi untuk memudahkan petugas kesehatan agar tidak terlambat mendiagnosis juga. Karena risiko kematian itu ada ringan, sedang dan tinggi. Misal, kalau ringan diarahkan ke tempat mana, terus kalau hamil di usia melebihi, petugas kesehatan akan mengarahkan bersalin ke tempat mana yang sesuai rujukan tempat masing-masing,” tutup dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya