SOLOPOS.COM - Suasana Kampung Sarigunan yang didesain warga menjadi Kampung Wisata Lampion yang meriah di lingkungan satu RT di Kelurahan Sragen Wetan, Sragen, Jateng, Jumat (12/3/2021). (Solopos.com-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Kampung Sarigunan di Kelurahan Sragen Wetan, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah disulap jadi kampung wisata lampion. Kampung ini sejatinya hanya salah satu rukun tetangga di RW 011. Nyatanya tatkala di-branding sebagai kampung wisata, wilayah itu mampu tampil memesona.

Kampung ini membentuk wilayah segi tiga yang dibelah dengan Jl. Slamet Riyadi Sragen dan gang kecil yang diberi nama Jl. Nias. Secara administrasi, kampung tersebut dihuni 80 kepala keluarga (KK) tetapi secara riil jumlah KK yang berdomisili tinggal 60 KK dengan jumlah penduduk 150-200 jiwa.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Para warga di kampung itu tergerak untuk berswadaya membangkitkan ekonomi warganya. Mereka berkreativitas untuk membuat branding kampung. Semula kampung tersebut didesain menjadi kampung tanaman hias dan tanaman rempah-rempah. Lampu-lampu hias juga dibuat sedemikian rupa dengan menggunakan botol bekas air mineral dan lampu hias lainnya. Eksperimen itu pun tak berhasil. Banyak tanaman yang mati.

Baca Juga: Peluang Bisnis Tanaman Hias di Mal Terbuka

“Tanaman-tanaman itu butuh pemeliharaan dan pemeliharaan itulah yang sulit. Kemudian muncul ide untuk membuat lampion dengan pemeliharaan yang cukup lama, yakni sekitar enam bulan. Warga bersepakat untuk membuat branding Sarigunan Kampung Wisata Lampion. Ke depan pemeliharaannya tinggal mengganti penutup lampionnya,” ujar Ketua RT 034/RW 011 Sarigunan, Sapta Harsiwi, saat berbincang dengan Espos di Warung 78 Sarigunan, Jumat (12/3/2021).

Swadaya Warga

Siwi, sapaan akrabnya, kemudian menggerakkan para pengusaha di kampung itu untuk berswadaya bersama warga. Jalan sepanjang 150 meter, tepatnya di Jl. Nias, dipasang seratuan lampion dengan lampu LED. Kebutuhan listrik itu pun diambilkan dari sambungan khusus yang dipasang di pos ronda di tengah kampung dengan tarif sosial. Sambungan listrik tersebut yang juga digunakan untuk mengaliri lampu penerangan jalan umum di seputaran lingkungan Sarigunan.

“Awalnya hanya pasang daya 1.300 watt. Karena banyak lampunya ternyata tidak mampu. Sekarang dayanya ditambah 2.200 watt dan memungkinkan menjadi 3.000 watt. Listrik itu menggunakan meteran pulsa sehinga untuk pengisian listrik dengan cara beli pulsa token. Sejak pasal pertama pada Januari 2021 lalu, baru beli Rp103.000. Karena hampir setiap bulan ada donator yang siap membelikan pulsa listrik,” ujar Siwi yang diamini Ketua Sarigunan Kampung Wisata Lampion, Entik Wisudani.

Baca Juga: 4 Zodiak Ini Kata Astrologi Sulit Percayai Orang Lain

Entik berencana branding lampion tak hanya bewarna merah tetapi ke depan bisa bewarna warni dengan tema yang berbeda. Entik ingin memperbanyak lampion berkarakter dengan membentuk hewan tertentu atau bunga tertentu.

Branding Kampung Wisata Lampion ini bertujuan untuk menggerakan ekonomi warga di masa pandemi. Dengan adanya kampung wisata itu ada Sembilan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bermunculan di Sarigunan. Semua masih warga Sarigunan sendiri,” kata Entik.

UMKM yang muncul bermacam-macam. Entik berharap branding Kampung Wisata Lampion ini bisa menjadi daya tarik warga untuk datang ke Sarigunan. Di sepanjang jalan sepanjang 150 meter itu disediakan spot-spot swafoto bagi pengunjung. Lampu warna-warni itu akan lebih terlihat indah dan semarak saat di malam hari.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya