SOLOPOS.COM - BJ Habibie (JIBI/Harian Jogja/google image)

BJ Habibie (JIBI/Harian Jogja/google image)

JAKARTA—Siapa yang tidak kenal dengan sosok Bachrudin Jusuf Habibie atau yang lebih dikenal dengan nama BJ Habibie. Presiden nomor tiga Indonesia ini dianggap salahsatu manusia terpintar yang dipunyai oleh bangsa ini. Ternyata, BJ Habibie mempunyai rahasia untuk menjaga kepintarannya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Dulu saya memiliki banyak asisten, tapi sekarang sudah tidak. Asisten saya sekarang adalah otak saya. Dulu saya banyak membawa catatan, tapi sekarang saya mengandalkan otak,” ucapnya dalam orasi ilmiah Dies Natalis ke-52 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Sambil memegang kepalanya, penggagas pesawat terbang N-250 itu pun membeberkan rahasia menjaga kemampuan otak. “Menjaga kemampuan otak itu mudah, banyak minum air saja. Saya banyak minum air,” tuturnya.

Di hadapan ribuan sivitas akademika ITS, mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) itu menceritakan prestasi yang diraihnya, termasuk penghargaan 50 tahun organisasi penerbangan sipil internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (ICAO).

“Penghargaan yang saya terima pada tahun 1994 itu bukan untuk saya, tapi untuk negara berkembang. Bahkan kemampuan itu tidak ditentukan negara maju atau berkembang, negara kaya atau miskin, tapi ditentukan otak,” ujarnya.

Namun, ungkapnya, orang Jerman juga merasa senang dengan penghargaan yang diterimanya. “Mereka anggap saya ibarat bahan baku dari Indonesia, tapi olahan Jerman,” tukasnya.

Oleh karena itu, ia merasa senang saat media massa bertanya: “50 tahun lalu Habibie berada di mana dan sedang apa?”. “Saya jawab, saya sedang mengungsi di hutan di kawasan Bugis, dan mengaji Al Quran setelah Shalat Isya,” kata suami dari Hasri Ainun Habibie (1937-2010) itu.

Setelah itu, ia pun berterus terang bahwa dirinya merupakan keturunan orang Indonesia. “Darah saya itu 50 persen Jawa, 25 persen Gorontalo, dan 25 persen Bugis,” ujarnya. Ibunda Habibie adalah orang Jawa, dan ayahnya dari Gorontalo, sedangkan nenek moyang garis ayahnya dari Bugis.

Habibie yang menyebut para mahasiswa sebagai “cucu” itu pun bercerita bahwa semua pengalaman hidupnya itu kini dijadikan film yang saat ini masih syuting di Klaten, yang juga tanah leluhur ibunda maupun istrinya.

“Karena itu, saya sekarang sering ke Klaten untuk mengoreksi alur cerita dalam film itu. Saya sering membawa cucu saya untuk melihat syuting film itu, dan dia pun suka berkomentar kalau ada cerita tentang almarhumah istri saya yang tidak cocok dengan apa yang diketahuinya,” demikian BJ Habibie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya