SOLOPOS.COM - Pengunjung berfoto di salah satu spot selfie Puncak Arjuna, Dukuh Sidowayah, Desa Gununggajah, Kecamatan Bayat, Minggu (21/11/2021). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Desa Gununggajah, Kecamatan Bayat, Klaten, memiliki daya tarik wisata selain objek wisata Bukit Cinta-Watu Prahu. Daya tarik lain tersebut yakni Puncak Arjuna.

Berada di Dukuh Sidowayah, Puncak Arjuna merupakan kawasan perbukitan yang dipenuhi dengan pohon jati. Objek wisata yang dikelola kelompok warga setempat itu menawarkan sejumlah spot selfie di puncak bukit dengan panorama alam Klaten.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tak hanya alam dan spot selfie, Puncak Arjuna menawarkan daya tarik lain bertema edukasi yakni kegiatan outbond. Kegiatan tersebut ditawarkan pengelola dengan sejumlah paket lintas alam mulai dari 3 km, 5 km, dan 7 km dengan titik awal dari kantor Desa Gununggajah dan berakhir di Puncak Arjuna.

Baca Juga: Dicari! Kentungan Bersejarah Desa Gununggajah Klaten, Penemu Akan Diganjar Hadiah

Pada kegiatan lintas alam itu, pengelola menyiapkan tiga lokasi pemberhentian. Pada lokasi pertama peserta diajak untuk belajar bercocok tanam.

Pada pemberhentian kedua, peserta outbond diajak untuk melihat dan merasakan langsung proses produksi jamu gendong. Pada titik ketiga atau di Puncak Arjuna, peserta diajak berolahraga dengan kegiatan panahan tradisional.

Selain kegiatan outbond, di kawasan Puncak Arjuna juga terdapat bumi perkemahan. Daya tampung bumi perkemahan itu diperkirakan bisa lebih dari 600 orang dengan fasilitas lengkap.

Baca Juga: Objek Wisata Klaten Ramai Lagi, Disparbudpora Ingatkan Disiplin Prokes

Beberapa fasilitas itu meliputi aula, kamar mandi dan toilet di 23 lokasi, serta lapangan yang bisa digunakan untuk upacara serta menggelar api unggun.

Tiket masuk ke Puncak Arjuna Rp5.000 per orang dengan tarif parkir untuk sepeda motor Rp2.000. Sementara, tarif untuk kegiatan di bumi perkemahan yakni Rp25.000 per orang.

Ketua Pengelola Objek Wisata Puncak Arjuna, Mawan Munangsih, menjelaskan kawasan Puncak Arjuna sebenarnya sudah dikembangkan warga sejak 2016 silam.

Baca Juga: Selain Desa Wisata Conto Wonogiri, Desa di Klaten Ini Juga Raih Juara

Sejak dihantam pandemi Covid-19, kegiatan pengembangan Puncak Arjuna mandek. Seiring menurunnya kasus Covid-19, warga kembali menata, mengembangkan, serta menambah fasilitas di kawasan Puncak Arjuna dengan pendampingan dari mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) melalui Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan (PHP2D) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Puncak Arjuna berada di kawasan hutan yang dikelola Perhutani. Sebelumnya, warga dan pemerintah desa mengajukan izin kerja sama pengelolaan kawasan.

Pengajuan izin itu disambut Perhutani dengan memberikan ruang seluas 15 ha di Puncak Arjuna untuk kegiatan pemberdayaan warga melalui wisata.

Baca Juga: Agrowisata Desa Pasung Klaten Punya Koleksi 1.000 Lebih Tanaman Buah

“Belum semua ruang yang diizinkan itu dikelola. Baru 7-10 ha dengan 5 ha itu dimanfaatkan untuk wisata dan bumi perkemahan. Warga yang semula bertanam di sini, kami tawarkan untuk bisa berjualan di kawasan wisata,” kata Mawan saat ditemui Solopos.com, Minggu (21/11/2021).

Ketua PH2D UNY, Miya Kurniawati, mengatakan Puncak Arjuna memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan sebagai tempat pemberdayaan masyarakat selain potensi alamnya berupa perbukitan dengan hutan jati.

Lantaran hal itu, tim PH2D memilih warga di wilayah Sidowayah untuk didampingi dalam proses pengembangan wisata. Miya menuturkan pendampingan yang dilakukan yakni menata ulang dan memperbaiki fasilitas wisata di Puncak Arjuna seperti spot selfie.

Baca Juga: Taman Jlengut Jadi Objek Wisata Anyar di Desa Karangduren Klaten, Tiket Masuk Cuma Rp5.000

Selain itu, ada pengembangan potensi menjadi kawasan outbond. “Kami mencoba membantu menggali potensi lebih yang bisa dikembangkan di sini. Kemudian kami wujudkan dengan pelatihan hingga terbentuk tim outbond dan tim pemasaran,” jelas dia.

Miya menjelaskan pendampingan bakal terus berlanjut. Saban sekali dalam empat bulan, tim PHP2D bakal mendatangi Puncak Arjuna untuk melihat perkembangan pengelolaan.

Sementara itu, untuk kembali mengenalkan kawasan Puncak Arjuna dengan wajah dan daya tarik wisata baru, digelar festival bertajuk Sport and Culture, Minggu.

Baca Juga: Berumur Seabad Lebih, Ini Keistimewaan Kentungan Desa Gununggajah Klaten



Rangkaian festival sudah bergulir sejak pekan lalu dan puncaknya diadakan kirab budaya serta penampilan drama di panggung Puncak Arjuna. Kegiatan itu dihadiri pimpinan UNY serta Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Klaten.

Kepala Desa Gununggajah, Yoyok Kartika Cahyo, mengatakan keberadaan Puncak Arjuna semakin melengkapi objek wisata di Gununggajah. Meski sama-sama menyajikan daya tarik alam perbukitan, Puncak Arjuna dan Bukitcinta-Watu Prahu memiliki ciri khas masing-masing.

Dia menjelaskan Puncak Arjuna memiliki daya tarik outbond serta bumi perkemahan selain spot selfie. Di Bukit Cinta-Watu Prahu ada daya tarik lain selain spot selfie yakni kolam renang, ATV, serta wahana salju buatan. Yoyok berharap semakin kayanya potensi wisata di Gununggajah bisa semakin mendongkrak perekonomian warga setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya