SOLOPOS.COM - Direktur PT Konimex, Rachmadi Joesoef (tengah), berfoto bersama Kepala Dinas Kesehatan Sukoharjo, Nasrudin (kanan), Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan Sukoharko, Mulyadi (dua dari kiri), dan Pegiat Lari, Fajar Arifan (kiri) di Hall Natpro Gedung Natural Product, Kamis (23/3/2017). (Asiska Riviyastuti/JIBI/Solopos)

Tahun ini Konimex memasuki usia setengah abad.

Solopos.com, SOLO — Siapa yang tidak tahu obat kemasan strip isi empat tablet yang dijual di warung kelontong dan apotek dengan harga terjangkau, seperti Mexaquin, Inza, Konidin, Paramex, Napacin, Inzana, dan Feminax. Sederetan obat kemasan tersebut berasal dari satu perusahaan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Adalah perusahaan farmasi dengan dengan asal nama Kondang Impor Ekspor atau yang lebih dikenal Konimex yang memproduksi obat tersebut sejak 1971 dan merupakan pelopor produk obat kemasan strip isi empat tablet di Indonesia.

Kali pertama memproduksi obat-obatan, Konimex difasilitas dana dari penanaman modal dalam negeri (PMDN). Perusahaan yang didirikan pada 1967 oleh Djoenaedi Joesoef ini kini telah memiliki 128 jenis produk yang terdiri atas produk farmasi, suplemen, serta makanan & minuman.

Ekspedisi Mudik 2024

Perusahaan yang terkenal dengan tagline Ikut Menyehatkan Bangsa ini akan memasuki usia 50 tahun pada 8 Juni 2017. Berbagai kegiatan dirancang untuk merayakan usia emas, diantaranya pembangunan dan perbaikan fasilitas sanitasi di 75 sekolah dasar (SD) dan Run For Helath.

Direktur PT Konimex, Rachmadi Joesoef, menyampaikan pembangunan sanitasi ini sesuai dengan tema ultah yang diusung kali ini, Sehat Bersama, Tumbuh Bersama. Hal ini karena banyak toilet sekolah yang tidak sesuai dengan standar Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), yakni sekitar 60% dari total SD di Sukoharjo.

“Menciptakan bangsa yang sehat harus dimulai sedini mungkin, salah satunya di sekolah. Lewat Proyek Sanitasi Sekolah ini, Konimex akan membangun dan memperbaiki toilet di SD serta memberi edukasi PHBS. Hal ini sekaligus dukungan terhadap program Kemenkes mengenai sanitasi total berbasis masyarakat,” ungkap laki-laki yang akrab disapa Didi ini, Kamis (23/3/2017).

Namun dalam pelaksanaan program ini, Konimex ingin melibatkan masyarakat. Oleh karena itu, diadakan acara lari dengan empat kategori, yakni 1K (anak-anak), 5K, 10K, dan 21K atau half marathon yang diadakan pada 14 Mei.

Setiap 230 km jarak lari yang terkumpul, setara dengan satu toilet sehingga semakin banyak peserta yang sampai akhir, semakin banyak toilet yang dibangun.

Lari

Kepala Dinas Kesehatan Sukoharjo, Nasrudin, mengatakan masalah sanitasi di sekolah biasanya kurangnya toilet, air bersih, sarana mencuci tangan, tempat sampah, jamban dan kloset tidak bersih, serta fentilasi dan pencahayaan minim. Padahal toilet yang bersih dapat mencegah penyakit diare, muntaber, dan penyakit lainnya. Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan Sukoharjo, Mulyadi, mengapresiasi program yang dimiliki Konimex ini.

“Lari merupakan kegiatan yang tidak hanya menyehatkan tapi juga membawa perubahan positif bagi masyarakat. Selain itu, di Indonesia tidak banyak yang mengadakan lari half marathonsehingga harapannya kegiatan ini juga memberi inspirasi bagi masyarakat untuk hidup sehat dengan berolahraga,” kata Pegiat Lari, Fajar Arifin, sekaligus drummer band Alexa ini.

Sementara itu, kali pertama, Konimex memiliki kantor di pusat kota Solo. Perkembangan usaha yang besar membuat pemilik mengalihkan pabrik ke Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo pada 1979. Setahun kemudian perusahaan mendirikan pabrik kembang gula Nimm’s yang menjadi awal diversifikasi Konimex ke industri makanan. Memasuki tahun 1981, perusahaan farmasi ini mengenalkan produk obat dalam bentuk sirup.

Guna melancarkan distribusi, pada 1986, Konimex mendirikan PT Marga Nusantara Jaya sebagai distributor kedua setelah PT Sinar Intermark. Inovasi produk pun terus dilakukan dengan meluncurkan produk everffescent yang modern dan praktis, seperti Up, Protecal, serta Jesscool pada 1988. Tiga tahun berselang, Konimex mengembangkan produk dalam bentuk krim atau salep.

Seiring dengan semakin tingginya kecenderungan masyarakat kembali ke alam, perusahaan yang belum go public ini mengembangkan produk yang berbasis herbal dengan menghadirkan Konicare, Virugon, dan Herbadrink. Pada 1994, Sobisco didirikan untuk memproduksi makanan ringan diantaranya Tini Wini Biti, Snips dan Snaps, Chocomania, serta Diasweet Litebite.

Setahun kemudian, Konimex menjadi pelopor obat tetes mata sekali pakai, Braito. Satu decade berselang, produk multivitamin dan suplemen makanan dihadirkan. “Inovasi teranyar yang dilakukan adalah masuk ke industri ekstraksi bahan alam dengan mendirikan pabrik baru pada 2015,” ujar Didi.

Lahan Pabrik

Total lahan pabrik yang dimiliki PT Konimex adalah 21 ha, yakni masing-masing sembilan hectare untuk produksi makanan dan minuman, delapan hectare untuk pabrik farmasi, dan sisanya untuk pabrik ekstraksi bahan alam. Pabrik farmasi terdiri atas lima lantai yang saling terhubung prosesnya dengan lantai teratas adalah untuk bahan baku dan lantai paling bawah untuk pengemasan.

Seluruh proses dari bahan baku hingga bentuk kemasan dilakukan secara higienis dengan menggunakan mesin buatan Jerman. Pengolahan dilakukan secara otomatis sehingga hanya perlu diawasi prosesnya dari atas hingga bawah. Mesin tersebut juga dapat mendeteksi setiap benda asing yang masuk sehingga proses pengolahan otomatis akan berhenti dan bahan baku akan didorong keluar.

“Teknologi yang diterapkan adalah sesuai dengan standar CPOB [cara pembuatan obat yang baik] dari pemerintah sehingga seluruh proses dijaga kualitasnya,” kata.

Oleh karena itu, meski memiliki tiga pabrik dengan produksi yang berbeda, Konimex hanya mempekerjakan 1.600 karyawan. Hanya untuk produksi makanan dan minuman membutuhkan karyawan yang cukup banyak karena proses produksi dilakukan secara manual untuk pengemasan.

“Produk kami tidak hanya didistribusikan di dalam negeri tapi juga ke luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, Myanmar, Vietnam, Kamboja, dan Arab Saudi. Produk yang diekspor diantaranya Boom, Nano, Frozz, Paramex, Konima, Konidin tablet & sirup, Renovit, dan Fungiderm,” kata dia.

Dia mengungkapkan Konimex yang mampu bertahan hingga setengah abad ini karena menerapkan prinsip 3 MU, yakni mutu, mudah, dan murah. Oleh karena itu, produk Konimex yang memiliki kualitas bagus ini mudah didapat dan dengan harga terjangkau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya