SOLOPOS.COM - Panen garam di Wedung, Kabupaten Demak, Jumat (3/7/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Kelangkaan dan kenaikan harga garam di berbagai daerah disebabkan minimnya stok dari petambak.

Solopos.com, JAKARTA — Kelangkaan dan naiknya harga garam disebabkan rendahnya stok. Petambak menyatakan stok garam rakyat masih sedikit memasuki musim panen sehingga menyebabkan kelangkaan garam konsumsi di sejumlah daerah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI) Jakfar Sodikin mengatakan sejumlah sentra garam di Madura baru mulai panen, seperti Sumenep yang baru memproduksi 7.000 ton dari tambak seluas 2.000 hektare di kabupaten itu.

Ekspedisi Mudik 2024

Demikian pula dengan Pamekasan yang baru menghasilkan 1.500 ton dari luas tambak 888 ha. Adapun Sampang baru mendulang panen 1.200 ton dari lahan seluas 4.256 ha. “Suplai belum sebanding dengan permintaan pasar,” kata Jakfar saat dihubungi, Senin (17/7/2017).

Namun menurut dia, produksi garam akan mencukupi kebutuhan pasar bulan depan dengan perkiraan produksi 140.000 ton atau di atas volume permintaan garam konsumsi 125.000 per bulan. Perkiraan ini di luar produksi dari tambak milik PT Garam (Persero).

Jakfar menuturkan cuaca di Pulau Garam bulan ini sudah mulai kondusif untuk aktivitas pergaraman dengan terik matahari yang cukup. Dia memprediksi volume produksi terus meningkat mulai akhir Agustus atau awal September dengan produksi mencapai 200.000 ton dengan catatan tak ada gangguan cuaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya