SOLOPOS.COM - Bangunan Masjid Argomedjono, Tawangmangu, Karanganyar. Foto diambil Sabtu (17/4/2021). (Solopos/Candra Putra Mantovani)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Diklaim sebagai masjid tertua di Tawangmangu, Karanganyar, kesan klasik begitu terasa pada bangunan Masjid Argomedjono. Bangunan masjid itu didominasi warna putih pada tembok dan langit-langitnya.

Sedangkan daun jendela dan pintunya berwarna hijau. Tak hanya itu saja, ciri arsitektur yang berbeda juga terlihat pada kubah Masjid Argomedjono yang unik jika dibandingkan masjid pada umumnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Takmir Masjid Argomedjono, Bayu Abdul Karim, kepada Solopos.com yang menemuinya pada Senin (19/4/2021), mengungkapkan masjid tersebut dibangun pada 1939 oleh seorang punggawa dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Nama punggawa Keraton itu adalah Eyang Sorodimedjo.

Baca Juga: Awas! Pos Penyekatan Pemudik Sudah Dibangun di Cemara Kandang Karanganyar

Ekspedisi Mudik 2024

Berdasarkan angka tahun berdirinya itu, Masjid Argomedjono diklaim sebagai yang tertua di Tawangmangu, Karanganyar. Sebelum mendirikan masjid, Eyang Sorodimedjo mengembara dan kemudian mendirikan padepokan di Tawangmangu.

Di lahan sekitar masjid, Mbah Soro, demikian ia biasa disapa oleh masyarakat, membuat goa untuk beribadah. Dalam goa itu lah, menurut cerita turun-temurun, menjadi tempat Mbah Soro menerima ilham untuk membuat masjid di Tawangmangu.

Kondisi saat itu tidak lah mudah untuk mengangkut material bangunan masjid. Belum ada alat transportasi yang memadai.

Baca Juga: Kisah Di Balik Prasasti Mirip Candi Di Rumdin Bupati Karanganyar

"Kalau menurut cerita, dulu itu bahan-bahan membangun masjid didatangkan langsung dari Keraton [Surakarta Hadiningrat] menggunakan sapi ke Tawangmangu. Tapi karena tidak ada akses, setelah sampai Karangpandan bahan bangunan itu diangkut menggunakan tenaga manusia ke Tawangmangu,” beber Bayu ketika ditemui Solopos.com di masjid tertua di Tawangmangu, Karanganyar.

Mempertahankan Bentuk Asli Bangunan

Bayu menceritakan awalnya masjid tersebut hanya berukuran 7 meter x 7 meter dengan luas teras 2 meter persegi. Seiring berjalannya waktu bangunan Masjid Argomedjono diperluas secara bertahap mulai sekitar tahun 1991 melalui Yayasan Amal Mulya.

Baca Juga: Mau Ngabuburit di Tawangmangu Karanganyar? Coba di 5 Wisata Ini

Hingga saat ini pengurus masjid masih mempertahankan bentuk asli bangunan utama dan kayu-kayu serta kentungan. “Dulu karena tidak ada masjid lainnya, warga dari desa-desa sekitar beribadah di sini semua. Banyak sekali, seperti pusat ibadah di Tawangmangu,” imbuhnya.

Terkait nama masjid tertua di Tawangmangu, Karanganyar yakni Argomedjono, menurut Bayu, arti adalah sebuah bangunan megah di lereng gunung. Bayu mengatakan pengurus masjid memiliki cita-cita membuat pondok pesantren Argomedjono.

Baca Juga: Terminal Tawangmangu Karanganyar Masih Sepi Pemudik

Ia berharap rencana tersebut bisa segera terealisasi dalam waktu dekat. “Sekarang program di masjid ada TPA, lalu angkringan berkah tempat orang bersedekah dan orang-orang bebas mengambil makanan di angkringan itu setiap hari Jumat. Tapi kami berharap nanti ada pondok pesantren, semoga bisa terwujud,” bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya