SOLOPOS.COM - Suasana Lodji Papak di kawasan KPH Telawa, Juwangi, Boyolali, Minggu (27/2/2022). (Solopos-Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Situs Cagar Budaya Lodji Papak yang berlokasi di kawasan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Telawa, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, masih aktif digunakan sebagai rumah dinas administratur atau Kepala KPH Telawa.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Sub Seksi Hukum Kepatuhan dan Komunikasi Perusahaan KPH Telawa, Sri Isnaini, saat dihubungi Solopos.com, Selasa (1/3/2022). Ia mengatakan Lodji Papak adalah sebuah rumah peninggalan zaman Belanda.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Konon katanya dibangun pada tahun 1911 namun saya belum yakin, saya mencoba mencari catatan terkait hal tersebut tapi belum ketemu,” katanya.

Baca juga: Unik, Juwangi Boyolali Punya Wisata Lodji Papak hingga Stasiun Telawa

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Sri Isnaini, Lodji Papak telah mengalami sedikit perubahan seperti perubahan warna tembok dan juga lantai.

“Kalau untuk tegel [keramik] di depan itu ada perubahan sedikit, kalau yang di dalam masih utuh dan asli. Sekarang Lodji Papak menjadi situs cagar budaya termasuk dengan stasiun dan bangunan kecamatan,” ungkap perempuan berumur 52 tahun tersebut.

Lebih lanjut, Sri Isnaini mengungkapkan pada 2017, Lodji Papak sempat dibuka untuk umum. Hal tersebut untuk mengoptimalkan pendapatan Perhutani. “Terus ditutup kembali karena itu kan rumah dinas ya, jadi mungkin ada yang mengganggu privasi beliau [Administratur KPH Telawa] yang tinggal di Lodji Papak,” kata dia.

Baca juga: Pisang Juwangi Segar Tanpa Pestisida, Harga Mulai Rp50.000/Tandan

Isnaini mengungkapkan penamaan Lodji Papak berdasarkan kondisi riil yang ada di sana. Kondisi atap Lodji Papak memang berbentuk papak atau datar. “Konon katanya, bagian atas yang papak itu digunakan para orang Belanda untuk mengawasi hasil hutan,” jelasnya.

Bagus untuk Berfoto

Sementara itu, berdasarkan pengamatan Solopos.com yang berkunjung ke Lodji Papak, Minggu (27/2/2022), warga tampak berdatangan untuk sekadar duduk di tangga masuk Lodji Papak atau berfoto. Ada juga rombongan ibu dan anak datang menggunakan kereta kelinci berhenti sejenak untuk mengambil foto.

Salah satu ibu yang termasuk dalam rombongan kereta kelinci, Deby Rulita, mengaku berasal dari daerah Welahan, Grobogan. Ia mengunjungi Lodji Papak untuk menghibur anaknya. “Saya ke sini bareng sama anak dan juga teman-teman yang lain naik odong-odong [kereta kelinci]. Menurut saya bagus tempatnya, buat foto-foto bagus,” jelasnya Deby. Deby mengatakan ini kali ketiga dirinya mengunjungi Lodji Papak.

Baca juga: Juwangi Boyolali Punya Wisata Keren Tapi Sayang Ada Kendala Ini

Pengunjung lain yang merupakan warga Karangrayung, Grobogan, Nayla Qurrota Ayun, juga mengaku sudah berkali-kali datang ke Lodji Papak.

“Saya udah kali ketiga nongkrong di sini bareng teman-teman. Suasananya enak, adem di sini. Tapi belum pernah masuk karena memang nggak boleh masuk. Jadi hanya duduk-duduk saja,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya