SOLOPOS.COM - Petani lereng Gunung Muria, Dawe, Kudus, Jateng, Senin (31/7/2017), memanen kopi robusta hasil budi daya mereka. (JIBI/Solopos/Antara/Yusuf Nugroho)

Solopos.com, KUDUS — Pegunungan Muria yang membentang dari Kabupaten Jepara, Kudus dan Pati, Jawa Tengah, menyimpan harta karun terpendam. Harta itu adalah komoditas perkebunan unggulan, di antaranya kopi dan umbi-umbian.

Tidak kalah dengan kualitas kopi pada umumnya, Kopi Muria sudah menjadi warisan sejak 1908 dan dibudidayakan dengan baik oleh para petani di lereng Pegunungan Muria. Dilansir dari berbagai sumber, Senin (14/2/2022), Kopi Muria bisa dikatakan sebagai harta karun tersembunyi dari Gunung Muria.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Luas perkebunan kopi di sana sekitar 452 hektar (Ha) yang terbentang di tiga desa, yaitu Desa Colo, Lau, dan Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Lahan kopi ini mampu menghasilkan kopi dengan kisaran 1,5 ton sampai 2 ton dengan jenis robusta dan arabica.

Baca juga: Wisata Ranto Canyon, Surga Tersembunyi di Brebes

Dilanisr dari Jatengprov.go.id, Kopi Muria ini sudah merambah pasar dunia lewat berbagai strategi publikasi dan pemasaran yang digencarkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus. Salah satunya, seperti yang dilakukan Bupati Kudus H.M Hartopo yang membawa kopi muria saat umrah dan berkunjung ke luar negeri.

Proses pengolahaan kopi muria hingga saat ini menggunakan dua cara, yaitu cara semi modern yang melalui 18 proses, dan tradisional yang sudah dilakukan secara turun-temurun. Kelemahan biji kopi muria ini adalah lebih cepat bau jika tidak segera dikonsumsi, sehingga digunakanlah cara semi modern. Namun Bupati Hartopo juga meminta agar pengolahan secara tradisional tetap dilakukan sebagai upaya melestarikan budaya.

Baca juga: Hidden Canyon-Puncak Natas Angin, Ini 5 Wisata Ciamik di Gunung Muria

Umbi Jangklong

Jangklong, umbi khas lereng Gunung Muria
Jangklong, umbi khas lereng Gunung Muria (Sumber: Jatengprov.go.id)

Menikmati kopi akan jauh lebih nikmat jika ada makanan pendampingnya. Salah satu harta karun dari lereng Muria berupa umbi jangklong ini juga cocok sebagai teman minum kopi.

Sebagai daerah yang subur, Pegunungan Muria juga dikenal dengan produksi umbinya yang dikenal dengan jenis umbi jangklong. Umbi jangklong adalah jenis umbi gunung yang kaya akan vitamin B dan berkhasiat mengurangi resiko kanker, jantung dan strok.

Umbi jangklong bisa diolah menjadi berbagai macam kudapan agar menarik minat untuk mengkonsumsi. Di zaman modern ini, umbi jangklong biasanya diolah menjadi steak vegetarian. Singkong yang sudah dibumbuhi dicampur dengan bahan tepung dan kemudian digoreng. Umbi ini juga bisa digunakan sebagai makanan pengganti daging lainnya sehingga dapat membantu para pelaku diet.

Baca juga: Profil Muria Raya yang Diusulkan jadi Provinsi Baru

Bukan hal sulit untuk mendapatkan harta karun tersembunyi dari lereng Muria ini. Umbi jangklong sering dijajakan di pinggir jalan yang dilalui peziarah ke makam Sunan Muria yang terletak di Gunung Muria. Biasanya umbi ini dibeli sebagai oleh-oleh.

Sedangkan bagi penduduk setempat, jangklong ini menjadi makanan sehari-hari. Soal harga, pastinya terjangkau, cukup dengan merogoh kocek Rp10.000 – Rp15.000 Anda bisa mendapatkan oleh – oleh khas dari Lereng Muria tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya