SOLOPOS.COM - Ilustrasi gejala penyakit lupus

Ilustrasi penyakit lupus

JAKARTA–Penyakit Systemic Lupus Erythematosus atau yang awam dikenal dengan istilah Lupus  saja selama ini sering dianggap sebagai penyakit seribu wajah akibat kemampuannya menyerupai penyakit lain.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penyakit kronik ini dapat merusak berbagai organ penting dalam tubuh, karena sistem kekebalan orang dengan Lupus (Odapus)  tidak lagi menyerang virus, kuman, dan bakteri, melainkan sel dan jaringan tubuh itu sendiri.

Dulu, seseorang dapat didiagnosis menderita Lupus apabila dia menunjukkan empat dari 11 klasifikasi gejala penyakit yang banyak menyerang kaum wanita tersebut.

Namun, dalam kongres Lupus sedunia di Buenos Aires, Argentina pada April 2013, klasifikasi gejala penyakit Lupus berubah menjadi 20. Rambut rontok dan peradangan selaput sinovial yang menyebabkan penggumpalan cairan di persendian lutut merupakan anggota baru klasifikasi tersebut.

Selain itu, Hemolytic anemia atau penurunan jumlah sel darah merah, Leukopenia yakni penurunan jumlah sel darah putih, dan Thrombocytopenia atau penurunan sel trombosit, yang dulunya dihitung satu kesatuan, kini dihitung terpisah.

Dengan demikian, apabila seseorang mengalami hemolytic anemia, jumlah sel darah putihnya kurang dari 4.000 mm3, dan kadar trombositnya di bawah 100.000 mm3, lalu ditambah satu gejala lagi, maka dia dapat didiagnosis menderita lupus.

Guru Besar Hematologi Onkologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Zubairi Djoerban, mengatakan dengan kriteria terbaru ini, sensitivitas deteksi meningkat dari 86% menjadi 92%. Selain perubahan kriteria jumlah sel darah tadi, kondisi tidak tahan sinar matahari dieliminir.

“Kondisi tidak tahan sinar matahari dieliminir karena tidak semuanya merupakan gejala penting Lupus, kecuali muncul bercak merah pada wajah yang seperti kupu-kupu (butterfly rash),” terangnya.

Dia menambahkan, saat ini di Indonesia sudah cukup banyak dokter yang dapat mendiagnosis gejala penyakit yang penyebab pastinya belum diketahui ini, baik spesialis penyakit dalam maupun kulit.

Ke depannya, dia berharap, Lupus dapat mulai didiagnosis dari skala dokter umum, sehingga bisa segera dirujuk ke dokter spesialis untuk penanganan selanjutnya.

Teruslah Bergerak
Sementara itu, Tiara Savitri, Ketua Yayasan Lupus Indonesia (YLI), menghimbau para Odapus untuk menerapkan pola hidup sehat, sehingga penyakit Lupus yang mereka derita bisa terkendali dan tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-hari.

“Kalau masih bisa bergerak, teruslah bergerak. Olahraga adalah salah satu kegiatan yang bisa kita, Odapus, lakukan untuk mengendalikan Lupus supaya tidak sering kambuh,” paparnya.

Tiara sendiri sudah 25 tahun hidup dengan Lupus. Di Indonesia, dari 13.000 odapus sesuai data YLI, rata-rata mampu bertahan hidup selama 10-11 tahun. Di negara maju, angka itu bisa menjadi 20-25 tahun.

Dia menambahkan, banyak Odapus maupun keluarganya yang menganggap bahwa aktivitas yang memerlukan banyak energi maupun yang berada di luar ruangan terlarang bagi mereka. Padahal, jika kondisi tubuh odapus sedang fit, hal itu tidak menjadi masalah.

Maka dari itu, rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Lupus sedunia yang diselenggarakan oleh YLI tahun ini salah satunya adalah camping di Tanakita Five Star Camp, Situgunung, Sukabumi.

Zubairi kemudian menanggapi,  pola hidup yang harus mulai diterapkan oleh para Odapus, maupun masyarakat lain yang ingin hidup sehat adalah olahraga apapun 30 menit sehari, serta mengonsumsi sayur  dan buah-buahan masing-masing tiga kali dalam sehari.

“Inti dari pengendalian penyakit ini adalah mengubah perilaku, mengubah gaya hidup, karena Odapus juga bisa berkegiatan bahkan berprestasi seperti orang-orang lainnya,” tegasnya.

Beberapa Gejala Lupus Yang Bisa Terjadi

Pengenalan dini terhadap penyakit Lupus  sangat sulit, karena tidak ada yang khusus. Namun, jika anda atau orang yang anda kenal mengalami empat dari beberapa gejala di bawah ini, maka ada kemungkinan menderita lupus. Gejala-gejala tersebut antara lain:

1. Sakit pada sendi/tulang
2. Demam berkepanjangan bukan karena infeksi
3. Sering merasa cepat lelah, kelemahan berkepanjangan
4. Anemia
5. Gangguan ginjal (kebocoran ginjal, protein banyak terbuang melalui urin)
6. Sakit di dada bila menghirup napas dalam
7. Bercak merah pada wajah yang menyerupai kupu-kupu (butterfly rash)
8. Rambut rontok
9. Ujung jari berwarna kebiruan/pucat
10. Stroke
11. Penurunan berat badan
12. Sakit kepala
13. Kejang
14. Sariawan yang hilang timbul
15. Keguguran

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya