SOLOPOS.COM - Desa Gajahmati (Instagram/@seputar.gajah.mati)

Solopos.com, PATI -- Desa Gajahmati berlokasi di Kecamatan Pati. Lokasinya tidak jauh dari Alun-alun, kurang lebih sekitar dua kilometer ke arah selatan. Desa ini dipercaya sebagai tempat kelahiran Sego Gundul, kuliner legendaris andalan Kabupaten Pati.

Desa Gajahmati diyakini merupakan peninggalan dari Saridin alias Syekh Jangkung. Banyak yang percaya bahwa dirinya adalah salah satu dari Walisongo. Dikenal sebagai sosok yang saleh dan sakti, Saridin juga dipercaya sebagai anak kandung Sunan Muria dan anak angkat Ki Ageng Kiringan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dilansir dari situs Patikab.go.id, Senin (10/5/2021), diceritakan pada masa abad ke-16 dan ke-17, Saridin lari dari serangan prajurit  Kadipaten Pati Pesantenan untuk menghindari jatuhnya banyak korban. Dia lari dari Alun-alun barat daya dan sembunyi di balik pohon bendo yang besar sehingga prajurit Pati terkecoh.

Baca Juga :  Sop Senerek, Kearifan Lokal Magelang Warisan Kolonial

Daerah itu pun diberi nama oleh Saridin sebagai Desa Bendan, yang diambil dari nama pohon bendo yang melindungi dia dari kejaran para prajurit Kadipaten Pati. Selamat dari pengejaran prajurit dibawah pimpinan Gajah Manggolo dan prajurut Pati, Saridin kembali kepergok saat akan melanjutkan pelariannya.

Namun kali ini, dengan kesaktiannya, Saridin berhasil menewaskan  Gajah Manggolo dengan dibanting hingga tewas dan bahkan antara tubuh dan kepalanya terpisah. Tempat kematian Gajah Manggolo itu diberi nama Gajahmati, sedangkan tempat kepala Gajah Manggolo diberi nama Mustoko (sekarang Mustokoharjo).

Agar hal itu diketahui oleh Prajurut Pati, kepala danbadan Gajah Manggolo disampirkan ke batang pohon dan tempat itu diberi nama Desa Semampir. Sementara itu, berdasarkan pantauan Solopos.com melalui kanal Youtube Pojoke Pati, ada versi lain terkait asal-usul nama Desa Gajahmati ini.

Baca Juga : Inilah Tradisi Halalbihalal Warga Lereng Merapi di Masa Pandemi

Bagi masyarakat desa setempat, Nyai Serati dipercaya sebagai sosok cikal bakal Desa Gajahmati. Saat itu ada sosok Bernama Ondo Rante yang kuat dan memiliki kesaktian yang tinggi. Namun dirinya tidak suka dengan kebisingan.

Bahkan suara azan dan bedug menjelang azan pun dirinya tidak suka. Ondo Rante juga tidak segan untuk membubarkan salat berjemaah. Pati yang saat itu penduduknya sudah memeluk agama Islam merasa terganggu namun apa dikata, tidak ada yang bisa mengalahkan Ondo Rante.

Hingga  akhirnya Saridin diutus karena dianggap sebagai  tandingan yang sepadan. Untuk mengalahkan Ondo Rante, Saridin meminta Nyai Serati,  seorang pemelihara gajah milik Saridin untuk berpura-pura menjadi ledek tayub untuk mencari tahu kelemahan Ondo Rante dan berhasil.

Baca Juga : Tak Pakai Masker Hingga Uyel-Uyelan, Banyak Warga Abai Prokes Di Pasar & Mal Sukoharjo

Ondo Rante mengatakan bahwa kelemahannya adalah jika kedua kakinya diikat dengan rantai emas dan ditarik oleh dua gajah sampai badannya terpisah. Singkat cerita Ondo Rante tewas dengan rantai emas yang ditarik dua gajah dari Kerajaan Mataram itu

Gajah-gajah tersebut kemudian dirawat oleh Nyai Serati dan akhirnya nama desa itu disebut sebagai Desa Gajahmati,  penggaungan dari gajah dan nama Nyai Serati itu sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya