SOLOPOS.COM - Staf Seksi Perlindungan BPSMP Sangiran, Gunawan, menunjukkan potongan tulang paha yang diduga sebagai fosil macan raksasa pada zaman purbakala, Rabu (25/6/2014). (Kurniawan /JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Sekilas, potongan-potongan tulang usang yang diletakkan dalam nampan plastik di Balai Pelestari Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Sragen, tidak ada yang istimewa. Bentuknya tidak jauh berbeda dengan tulang-tulang sejenisnya. Namun siapa sangka potongan dan serpihan tulang tersebut merupakan fosil istimewa dalam dunia arkeologi.

Betapa tidak, tulang tersebut diduga merupakan tulang paha macan prasejarah. Ukuran macan prasejarah tersebut diperkirakan lebih besar dibandingkan macan zaman sekarang. Istimewanya lagi, fosil tulang tersebut menjadi kunci misteri keberadaan macan pada zaman prasejarah. Selama ini para peneliti meyakini macan hanya hidup pada zaman 0,7-0,3 juta tahun lalu.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Namun fosil tulang macan yang ditemukan di Situs Sangiran menjadi bukti eksistensi satwa tersebut pada masa 1,8-0,9 juta tahun yang lalu. Teori tersebut pernah dicuatkan Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Harry Widianto, dalam berita yang dirilis National Geographics edisi 15 April 2014.

Ekspedisi Mudik 2024

Kepala BPSMP Sangiran, Sukronedi, ditemui Solopos.com, Rabu (25/6/2014), tidak menampik teori tersebut. Dia mengakui fosil tulang macan merupakan temuan istimewa dalam penelitian prasejarah. Lokasi penemuan fosil di lapisan tanah Pucangan menjadi indikasi bahwa macan pernah hidup 1,9-0,9 juta tahun lalu.

Pendapat tersebut merupakan hasil diskusi bersama dengan Paleoanthropolog dari Prancis dan Indonesia. “Kajian terus kami lakukan terhadap fosil ini. Termasuk kajian tentang perkiraan ukuran macan dan informasi penting lainnya. Dugaan awal, ukuran macan ini lebih besar dari macan sekarang,” kata dia.

Sedangkan Kasi Perlindungan BPSMP Sangiran, Rusmulia Ciptadi Hidayat, mengatakan fosil tulang pernah dikira sebagai tulang manusia purba. Pada akhir 2011 fosil tersebut pernah akan dipresentasikan dalam  forum pertemuan internasional. Namun saat itu para ahli menyatakan tulang tersebut sebagai fosil tulang macan.

Sehingga saat itu fosil tulang batal dipresentasikan. “Proses rekonstruksi sudah maksimal. Tinggal identifikasi lebih dalam fosil apa sebenarnya tulang ini,” kata dia. Rusmulia tidak menampik analisis yang menyebutkan bahwa tulang tersebut merupakan fosil tulang paha macan prasejarah.

Ditanya apa fosil tersebut akan dipublikasikan, Rusmulia menyatakan bisa saja. Namun untuk mempublikasikan fosil tersebut mesti seizin Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Harry Widianto.
Sementara staf Seksi Pemanfaatan BPSMP Sangiran, Gunawan, menjelaskan fosil tulang paha macan purbakala ditemukan di sebelah barat Dusun Ngampon, Krikilan, Kalijambe, tahun 2011.

Fosil ditemukan oleh kelompok peneliti dari Universitas Gajah Mada (UGM) yang dipimpin oleh Wartono, dosen universitas tersebut. Setelah direkonstruksi, dia menjelaskan, fosil disimpan di brangkas di Ruang Kasubag Tata Usaha (TU) BPSMP Sangiran. Dia menjamin sistem penyimpanan fosil dapat menjaga kondisi fosil dari ancaman kerusakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya