SOLOPOS.COM - Batuan Sekis mika di Kali Brengkok, Kecamatan Sadang, Kebumen yang disebut sebagai batu tertua di tanah Jawa. (Geopark.kebumenkab.go.id)

Solopos.com, KEBUMEN — Geopark Karangsambung di Kebumen, Jawa Tengah, menyimpan berbagai pengetahuan tentang proses geologi terbentuknya tanah Jawa. Di sana ada satu batu unik yang disebut sebagai batuan tertua di tanah Jawa.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut Geopark Karangsambung adalah tempat yang cocok untuk mempelajari sejarah Bumi, khususnya proses evolusi lempeng Asia Tenggara.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Salah satu tempat yang meyimpan pengetahuan tentang sejarah Bumi adalah situs batuan metamofr serpentit di Pucangan. Dikutip dari situs lipi.go.id, Senin (10/1/2022), batuan berwarna kehijuan ini berasal dari perut Bumi di bawah lantai samudra.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Cerita Sejarah Terbentuknya Pulau Jawa dari Sangiran

Batu ini merupakan batu ultrabasa hasil pembekuan magma pada kerak samudra. Formasi batu ini berubah saat bersentuhan dengan air laut dan berubah lagi ketika masuk zona tunjaman dan terangkat ke permukaan Bumi.

Kekayaan lain dari cagar alam Geopark Karangsambung, Kebumen adalah batuan metamorf sekis mika di Kali Brengkok. Batuan ini adalah batu tertua di Jawa yang berdasarkan pengukuran berusia 121 juta tahun. Batu mineral mika itu akan terlihat berkilau saat terkena sinar matahari.

Batuan yang berasal dari zaman kapur itu disebut sebagai fondasi Pulau Jawa. Batuan ini membuktikan terjadi tumbukan lempeng samudra dengan lempeng benua di Karangsambung. Batuan ini berasal dari pasir yang mengandung mineral asam dari lempeng benua yang masuk ke zona subduksi dan berubah jadi sekis mika.

Baca juga: Mitos Gunung Slamet Meletus Bikin Pulau Jawa Terbelah, Benarkah?

Fenomena geologi lain yang tersingkap di kawasan yang secara geografis membentang di Kebumen, Banjarnegara, dan Wonosobo adalah situs batu rijang dan lava basal berbentuk bantal di Kali Muncar. Batuan sedimen ini terbentuk di dasar samudra purba 80 juta tahun lampau. Batu ini memberi fakta kuat bahwa dulunya Karangsambung adalah dasar samudra yang terangkat oleh proses geologi.

Batuan sedimen berwarna merah memanjang sekitar 100 meter pada dinding Kali Muncar itu ibarat layar pertunjukan wayang kulit atau kelir dalam bahasa Jawa. Ini membuat warga setempat menamainya Watu Kelir. Terlebih, di bagian atasnya terdapat batuan beku yang bentuknya mirip kenong dan gong (alat musik Jawa).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya