SOLOPOS.COM - Ilustrasi--Naga. (suara.com)

Solopos.com, SRAGEN — Pemerhati sejarah Sragen, Priyanto, menyebut masih ada warga Dukuh Kablengan di Desa Banaran, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, yang meyakini wilayah mereka jadi lokasi keluarnya naga Joko Linglung.

Ada sejumlah hal yang menguatkan keyakinan warga. Dulu sempat ada mata air asin yang bisa menghasilkan garam berwarna biru dan ungu, namun kini sudah tidak ada. Bukti lainnya adalah terdapatnya berbagai macam ular.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Di Dukuh Kablengan di Desa Banaran, Sragen itu dulu ada rawa kecil yang airnya asin dan ada garamnya yang berwarna ungu kebiru-biruan. Tempat tersebut saat ini masih dianggap keramat karena banyak ditemukan berbagai macam ular,” katanya Priyanto saat dihubungi Solopos.com, Senin (1/11/2021).

Baca Juga: Ada Mata Air Asin di Sragen, Diyakini Tempat Keluar Naga Joko Linglung

Dengan beredarnya legenda tersebut, banyak warga setempat banyak yang meyakini di Dukuh Kablengan itu sebagai sarangnya ular.

Seperti diberitakan sebelumnya, fenomena alam berupa adanya mata air asin dijumpai di wilayah Kabupaten Sragen. Uniknya, air asin yang keluar itu bisa menghasilkan garam yang bewarna biru dan ungu.

Mata air asin itu lokasinya adalah di Dukuh Kablengan, wilayah Kebayanan Bolo yang masuk wilayah Desa Banaran, Kecamatan Sambungmacan. Banyak yang kemudian mengaitkan mata air asin dengan mitos naga bernama Joko Linglung. Sumber air asin itu konon menjadi tempat keluarnya naga Joko Linglung ketika mencari bapaknya di Kerajaan Medang Kamulan.

Baca Juga: Kobra Jawa 1,4 meter Masuk Rumah Warga Plupuh Sragen, Bikin Geger

Seorang pemerhati sejarah asal Sambungmacan, Sragen, Priyanto, membenarkan adanya mitos yang dikaitkan dengan keberadaan sumber air asin tersebut. Dia menyebut dulu ada petilasan air garam berwarna biru atau ungu itu di Dukuh Kablengan. Namun, menurutnya, air garam biru itu sudah sekarang tidak muncul lagi.

Nama Dukuh Kablengan, sambung Priyanto, memang erat dengan mitos ular naga Joko Linglung. Nama Kablengan atau biasa disebut juga Pablengan itu asal-usulnya, menurut dia, karena adanya ular besar yang muncul dari dalam tanah.

Priyanto menyitir dari kisah dongeng Aji Saka yang menyebut adanya Joko Linglung (ular naga) yang mencari bapaknya, Aji Saka, ke Kerajaan Medang Kamulan. Ia berjalan dengan melewati jalur bawah tanah.

Baca Juga: Tim Ekspedisi Sukowati Akui Ketemu Jatiningrat di Gua Sedang Bertapa

Dalam perjalanannya, kata dia, naga itu sering keluar masuk tanah. Tempat keluarnya naga itu, kata dia, ditemukan sumber air asin yang mengandung garam (bleng).

“Sumber air asin itu merupakan petilasan Joko Linglung itu. Pejalanan naga itu berakhir di Kesongo, Grobogan. Cerita itu ada. Semua yang muncul itu ada sebab dan akibat. Dalam menafsirkan dongeng itu harus pandai,” kata Priyanto, Senin (1/11/2021).

Ia mengatakan Kablengan juga dijadikan sebagai nama dukuh di Kecamatan Matesih, Karanganyar. Sementara di wilayah Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Sragen, juga ada dukuh yang bernama Pablengan. Apakah wilayah-wilayah itu juga jadi tempat keluarnya naga Joko Linglung? Priyanto tidak menjelaskan.

Warga Krikilan, Kalijambe, Sragen, Agus Ariyanto, menyampaikan di sekitar Sangiran ada tempat yang ada sumber air asin. Dia mengatakan air asin di Sangiran itu membuktikan kalau dulu bekas lautan.

Dia menyebut ada Dukuh Pablengan yang ada legendanya berkenaan dengan munculnya air asin itu. Dia mengatakan konon ada seekor naga dari Pantai Selatan sampai ke Pablengan dan akhirnya ke Bleduk Kuwu di Grobogan. “Ini tuturan sesepuh sini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya