SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Desti Nurfaliqoh mahasiswi S2 Teknologi Pendidikan Universitas Sebelas Maret (UNS) yang meninggal gantung diri dikenal mengunggah kata-kata motivasi dan unggahan positif lain di media sosial.

Desti yang diduga depresi lantaran kerap dibandingkan dengan adiknya itu terakhir mengunggah ulang kata-kata motivasi dari akun Facebook Vikriansyah. “ORANG HEBAT akan melakukan hal2 HEBAT yg tidak dilakukan orang lain” demikian tulisan yang diposting Vikriansyah.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pada 16 Maret 2019, Desti menulis pengingat dari kata-kata motivasi yang pernah ditulisnya pada tanggal yang sama pada 2013. “Apapun yang terjadi pada dirimu, tetaplah Positif dan selalu semangat!” tulisnya.

Bukan cuma itu, sebelumnya, Desti bahkan mengaku ingin berkontribusi untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. “Pengen banget brkontribusi utk kemajuan pendidikan Indonesia tercinta,, cuma bingung harus bertindak seperti apa dan bagaimana yg tepat. Mohon saran dan masukan yg baik yg membangun, kepada para netijen tercinta Indonesiaah…” tulisnya, pada 6 Maret 2019.

Desti juga sering mengunggah informasi Beasiswa S2 mulai dari Bidikmisi hingga Beasiswa Online Wült Jerman, kuliah online yang diselenggarakan Wült Institute of Business and Technology.

Informasi yang diterima Solopos.com dan dikonfirmasi oleh Polsek Jebres menyebutkan Desti Nurfaliqoh adalah Gadis asal Banjar Benua Kayong, Ketapang, Kalimantan Barat. Dia ditemukan tak bernyawa di kamar indekosnya, di Gendingan, RT 003/ RW 015, Kelurahan/Kecamatan Jebres, Solo, pada Senin (17/6/2019) siang pukul 13.15 WIB.

Kabar itu mengejutkan, karena sebelum ditemukan tak bernyawa, Desti sempat ditemui Sri Rahayu, rekannya asal Kapuas, Kalimantan Barat, Minggu (16/6/2019) malam. Berdasarkan keterangan yang dihimpun kepolisian dari Sri, keduanya sempat mengobrol dari pukul 19.00 WIB hingga 23.00 WIB. Bahkan mereka sempat makan malam bersama di kamar Dhesti semalam.

Keesokan harinya pada Senin (17/6/2019) siang, Sri menerima pesan Whatsapp dari Desti namun belum sempat dibalas. Sri pun buru-buru menuju ke tempat Dhesti dan menemukan kamar tersebut tak terkunci. Alangkah kagetnya Sri ketika masuk kamar itu dan menemukan rekannya dalam keadaan tak bernyawa.

Jasad Desti pun kemudian dievakuasi oleh aparat Polsek Jebres berikut petugas Medical Center UNS, PMI, dan anggota SAR. Dhesti diduga bunuh diri terkait kondisinya yang selama ini stres.

Berdasarkan catatan kepolisian, sebelum kasus bunuh diri ini Desti diketahui merupakan pasien psikiatri RS Hermina Solo karena mengalami depresi. Hal itu diungkapkan oleh Kapolsek Jebres, Kompol Juliana, kepada Solopos.com, Senin sore.

Sementara itu beredar informasi dari rekan Dhesti yang menyebutkan korban memiliki masalah dengan keluarganya. Kabarnya, Dhesti berada dalam situasi yang menyebabkan dia merasa bodoh karena sering dibandingkan dengan adiknya yang dianggap lebih pintar. Namun, Solopos.com belum mendapatkan konfirmasi tentang keterangan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya