SOLOPOS.COM - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, JOGJA– Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan upaya menggiring seseorang dalam gerakan Islam garis keras Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) merupakan bagian dari kegagalan membangun persaudaraan semesta.

“Sesuai pokok ajaran Islam rahmatan lil alamin yang koheren dengan filosofi Hamemayu Hayuning Bawana,” ujar Sultan saat memberikan sambutan dalam silaturahmi dan halal bihalal bersama pejabat, tokoh masyarakat dan jajaran dunia usaha di Bangsal Kepatihan kemarin malam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Idul Fitri, menurut dia, sifatnya adalah sebuah fitrah yang membawa pencerahan dalam silaturahmi antarsesama anak bangsa, agar situasi bangsa dan negara tetap terpelihara kerukunannya.

“Kegagalan dalam ‘memudikkan’ fitrah kemanusiaan ini akan menggiring seseorang pada ‘salah jalan’ dalam ke Islamannya, seperti gerakan Islam garis keras ISIS yang kini dilarang di Indonesia,” ulasnya.

Ia mengatakan Islamisasi seharusnya dipandang sebagai proses sejarah dan akulturasi yang tidak pernah berakhir. Hal ini merujuk pada cerita Babab Jaka Tingkir dalam menuliskan Masjid Demak dengan sarat makna.

Konon diceritakan wali berdebat sengit atau pradongdi tentang arah kiblat yang benar. Akhirnya, Sunan Kalijaga dapat menyelesaikan perkara pelik ini dengan bertafakur sejenak, kemudian tangan kanan menjangkau kakbah dan tangan kiri merengkuh pucuk Masjid Demak. Ditariknya keduanya hingga akhirnya bertemu sewujud dan bertaut.

Dengan kata lain, Islam yang universal disimbolkan Kakbah, bertaut dengan Islam lokal yang disimbolkan Masjid Demak. Adapun pada pilar keempat bukan dibuat Sunan dari bartum bata atau kayum tatapi dari tatal, lapis kayu yang terbuang ketika papan diketam.

“Artinya Islam tidak lagi dipahami sebagai nama agama tertentu, tapi bagi semua agama yang memiliki dimensi Tauhid dan mengajarkan umatnya untuk tunduk dan pasrah kepada Yang Maha Tak Terbatas, “ujar Sultan mengutip Rafiudin Munis Tamar.

Untuk menekan penyebaran ISIS di DIY, Sultan usai acara mengaku akan berkoordinasi dengan forum komunikasi pimpinan daerah, TNI, dan kepolisian.

Komandan Korem O72 Pamungkas Jogja Brigader Jendral Sabrar Fadilah yang hadir dalam acara itu mengaku telah memerintahkan anggotanya untuk mewaspadai dengan berbagai cara.

“Karena penyebarannya bisa lewat pamflet, dakwah, dan sebagainya,” ujarnya.

Terkait dengan berbagai temuan bendera ISIS di wilayah DIY, seperti Ngampilan, Jogja dan Bantul, ia mengkoordinasikan dengan kepolisian yang memiliki wewenang untuk melanjutkannya dalam proses hukum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya