SOLOPOS.COM - Penyaluran bantuan sosial (Bansos) sebagai jaring pengaman sosial (JPS) di tengah pandemi Covid-19 di Desa Gambiranom, Kecamatan Baturetno, Wonogiri belum lama ini. (Istimewa/Pemkab Wonogiri)

Solopos.com,WONOGIRI -- Pemerintah Kabupaten Wonogiri memiliki strategi agar penyaluran bantuan sosial (Bansos) tidak terjadi kerumunan. Caranya dengan membagi lokasi pencairan bantuan ke dalam beberapa lokasi.

Seperti diketahui, di tengah pandemi ini ada beberapa jenis bansos yang disalurkan kepada masyarakat. Dalam pembagian bansos tersebut beresiko terjadinya kerumunan. Karena jumlah penerima dalam satu kecamatan bisa mencapai ribuan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Tempat penyaluran bansos di Wonogiri ada beberapa lokasi, tergantung jenis bansos yang disalurkan. Bantuan Sosial Tunai (BST) dan bansos dari provinsi disalurkan di setiap kantor kecamatan. Sedangkan bansos dari kabupaten disalurkan melalui warung elektronik (e-warung).

Waduh, Tim Pemulasaraan Jenazah Covid-19 Wonogiri Ternyata Sering Dicurigai

Ekspedisi Mudik 2024

Kepala Dinas Sosial Wonogiri, Kurnia Listyarini, mengatakan pihaknya telah membuat aturan terkait sistem atau metode penyaluran bansos. Kini teknis tersebut sudah diterapkan panitia saat membagikan bansos, baik di kecamatan, kantor desa maupun maupun e-warung.

Ia mengatakan dalam penyaluran bansos pihaknya telah memerintahkan agar masing-masing kecamatan membuat jadwal penyaluran. Tujuannya agar warga tidak datang bersamaan saat mengambil bantuan. Sehingga tidak terjadi kerumunan.

Jika penyalurannya di kantor kecamatan dibuat jadwal setiap desa. Jika disalurkan di kantor desa atau e-warung dibuat jadwal setiap dusun. Sehingga ketika penerima itu datang mengambil bantuan bisa dikondisikan dengan mudah.

Syarat Penerima Bantuan UMKM Tak Boleh Punya Utang, Pedagang Wonogiri: Mau Bantu Jangan Setengah-Setengah

"Terkait waktu setiap sesi disesuaikan jumlah penerima di desa tersebut. Satu sesi bisa satu jam hingga dua jam. Kemudian jeda antar setiap sesi diberi waktu 30 menit, untuk melakukan persiapan. Rata-rata proses penyaluran satu orang membutuhkan waktu satu menit," kata dia saat dihubungi Solopos.com, Rabu (14/10/2020).

Tidak Efisien Waktu, tapi..

Menurut Kurnia, dari segi efisiensi waktu mungkin terlihat lama dengan metode penyaluran seperti itu. Namun, dari segi penerapan protokol kesehatan untuk mencegah persebaran Covid-19 lebih efektif.

"Ya mungkin kalau penyaluran tanpa dibuat jadwal hanya berlangsung selama tiga hingga empat hari. Kalau dijadwal berlangsung selama empat hingga lima hari. Namun hal itu tidak menjadi masalah, yang terpenting protokol kesehatan terpenuhi," ungkap dia.

Sudah Keluar, Ini Hasil Tes Swab 95 Pengelola Pasar di Wonogiri

Langkah lain untuk menghindari kerumunan, menurut dia, panitia wajib menyediakan tempat duduk yang diatur jaraknya. Karena kalau penerima antre dengan berdiri berpotensi menimbulkan kerumunan.

"Jika tempat yang digunakan untuk menyalurkan bantuan kurang luas, dianjurkan untuk membuat tenda. Sehingga saat penerima antre itu benar-benar bisa memecah kerumunan," kata Kurnia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya