SOLOPOS.COM - Ilustrasi. (kuwaluha.com)

Solopos.com, SRAGEN — Tim Ekspedisi Sukowati bersama Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Sragen menemukan sebuah gua di Situs Mbah Gedong, di Desa Tanggan, Kecamatan Gesi, Sragen, Sabtu (30/10/2021). Di gua tersebut beberapa anggota Tim Ekspedisi Sukowati mengaku bertemu sosok Begawan Jatiningrat.

Salah satu anggota Tim Ekspedisi Sukowati, Bambang Purwanto, yang mengaku indigo mengatakan melihat sosok Begawan Jatiningrat di gua tersebut. Ia bahkan berkomunikasi dengan sosok tak kasat mata tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal serupa disampaikan koordinator Tim Ekspedisi Sukowati, Lilik Mardiyanto, yang juga mengaku melihat Begawan Jatiningrat sedang bertapa di gua tersebut.

Baca Juga: Tim Ekspedisi Sukowati Akui Ketemu Jatiningrat di Gua Sedang Bertapa

Lantas siapakan sosok Begawan Jatiningrat tersebut? Menurut Bambang, Begawan Jatiningrat itu nama lain dari Rakai Pikatan, raja Mataram Kuno.

Berbicara Rakai Pikatan sangat erat dengan sejarah Temanggung. Seperti dikutip Solopos.com dari situs temanggungkab.go.id, Sabtu (30/10/2021), nama Pikatan dipakai untuk menyebutkan suatu wilayah yang berada pada sumber mata air di desa Mudal Kecamatan Temanggung. Di sini terdapat peninggalan berupa reruntuhan batu-bebatuan kuno yang diyakini petilasan raja Rakai Pikatan.

Menurut sumber lain, Rakai Pikatan yang memiliki nama lain Mpu Manuku adalah raja keenam Kerajaan Mataram Kuno periode Jawa Tengah yang memerintah sekitar tahun 840 – 856 Masehi. Sebelum menjadi raja, Rakai Pikatan yang merupakan penguasa dari Wangsa Sanjaya dinikahkan dengan Pramodawardhani.

Baca Juga: Tim Ekspedisi Sukowati Temukan Gua di Situs Mbah Gedong Gesi Sragen

Istri dari Rakai Pikatan merupakan anak raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra. Kedua wangsa lalu bersatu untuk memmpin Kerajaan Mataram Kuno.

Pada perjalanannya, pengaruh Rakai Pikatan menjadi lebih kuat dari istrinya. Alhasil, Rakai Pikatan menjadi penguasa tunggal Mataram Kuno. Namanya terdapat dalam daftar para raja versi prasasti Mantyasih. Nama aslinya menurut prasasti Argapura adalah Mpu Manuku.

Masa pemerintahannya menandai bersatunya Dinasti Sanjaya (Hindu) dan Dinasti Syailendra (Buddha), yang sebelumnya saling bersaing.

Menurut situs jatengprov.id,  di bawah pemerintahan Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya, ia membangun Candi Rorojonggrang atau Candi Prambanan. Kerajaan Mataram Budha yang juga lahir di Jawa Tengah selama era pemerintahan Dinasti Syailendra, mereka membangun candi-candi seperi Candi Borobudur, Candi Sewu, Candi Kalasan dan lain-lain.

Baca Juga: Perjuangan Tim Ekspedisi Sukowati dan Kepala Dispora Sragen Temukan Gua

Ingin Kuasai Jateng

Dari buku sejarah karangan I Wayan Badrika disebutkan Rakai Pikatan selaku raja Mataram Kuno berkeinginan menguasai wilayah Jawa Tengah. Namun untuk merebut kekuasaan dari raja Bala Putra Dewa selaku penguasa kerajaan Syailendra tidak berani.

Maka untuk mencapai maksud tersebut Rakai Pikatan membuat strategi dengan mengawini Dyah Pramudha Wardani, kakak raja Bala Putra Dewa, dengan tujuan untuk memiliki pengaruh kuat di kerajaan Syailendra.

Selain itu Rakai Pikatan juga menghimpun kekuatan yang ada di wilayahnya baik para prajurit dan senapati serta menghimpun biaya yang berasal dari upeti para demang. Pada saat itu yang diberi kepercayaan untuk mengumpulkan upeti adalah Demang Gong yang paling luas wilayahnya.

Baca Juga: Ini Dia Lukisan Yatman yang disebut Kades Sigit Kadang Terlihat Hidup

Rakai Pikatan menghimpun bala tentara dan berangkat ke kerajaan Syailendra pada tanggal 27 Mei 855 Masehi untuk melakukan penyerangan. Dalam penyerangan ini Rakai Pikatan dibantu Kayu Wangi dan menyerahkan wilayah kerajaan kepada orang kepercayaan yang berpangkat demang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya