SOLOPOS.COM - Kru film Ki Ageng Donoloyo mengecek lokasi syuting di Desa Padarangin, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri. (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRIFilm Ki Ageng Donoloyo karya sutradara asli Wonogiri telah rampung diproduksi. Sinopsis film yang melibatkan 150 warga Wonogiri ini bercerita tentang Ki Ageng Donoloyo selaku tokoh legenda yang menumbuhkan hutan Donoloyo di Slogohimo, Wonogiri.

Film Ki Ageng Donoloyo ini adalah film semi kolosal dengan latar waktu abad ke-16 Masehi. Film ini melibatkan sekitar 150 orang pemeran mulai dari anak-anak hingga dewasa.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Proses produksi film Ki Ageng Donoloyo karya sutradara asli Wonogiri membutuhkan waktu dua bulan, Juni-Juli 2022. Lokasi syuting banyak dilakukan di sekitar Slogohimo, seperti di Desa Setren dan Padarangin. Namun ada beberapa scene yang harus dilakukan di Hutan Jati Kucur, Ponorogo, Jawa Timur karena kebutuhan gambar.

Sesuai rencana di tahap awal, film produksi studio CTD (Cah Tukang Dolan) Purwantoro Wonogiri tersebut akan diputar di 25 lokasi di sejumlah desa di Wonogiri. Tempat pemutaran film dilakukan di balai desa, dusun, atau rumah warga yang mampu menampung puluhan hingga ratusan penonton. Pemutaran film dimulai, Sabtu (15/10/2022).

Film yang menghabiskan biaya hingga Rp250 juta ini diklaim menjadi film panjang dan profesional pertama di Wonogiri. Penonton hanya perlu membayar tiket Rp15.000/lembar guna menonton film berdurasi 1 jam 34 menit itu.

Baca Juga: Jos! Film Pasar Ndalu Wonogiri Masuk Pilihan Terfavorit di Festival Desa 2022

Film ini merupakan visualisasi cerita rakyat Ki Ageng Donoloyo yang memberikan kayu jati kepada Sunan Kalijaga, Sunan Giri, dan Sunan Gunung Jati untuk dijadikan soko guru Masjid Agung Demak.

“Kami ingin mengangkat kisah Ki Ageng Donoloyo karena berkat beliau, hutan jati Donoloyo masih terlindungi sampai sekarang. Mungkin kalau dulu tidak dikemas dengan kisah-kisah [Ki Ageng Donoloyo], hutan jati itu sudah habis,” kata Imam Santoso alias Imam selaku sutradara cum produser film Ki Ageng Donoloyo kepada Solopos.com, Senin (10/10/2022).

Film ini tidak sekadar sebagai hiburan dan ajang nostalgia zaman lampau. Film ini sekaligus membawa pesan agar masyarakat menjaga hutan, melestarikan alam. Meski dibalut dengan cerita romantis, inti dari cerita tersebut merupakan pelestarian alam.

“Selain itu, kami ingin cerita rakyat Ki Ageng Donoloyo bisa terus ada dari generasi ke generasi sehingga menjadi memori kolektif masyarakat, khususnya masyarakat Wonogiri,” ujar dia.

Baca Juga: Sejarah Masjid Tiban Wonokerso Wonogiri, Model Awal Pembangunan Masjid Demak

Pimpinan Produksi sekaligus Asisten sutradara, Kun Prastowo, menuturkan film ini diambil dari cerita Ki Ageng Donoloyo yang telah dibukukan oleh dirinya dan Parpal Purwanto.

Film ini akan menyuguhkan cerita dari awal mula terbentuknya Hutan Donoloyo hingga kedatangan Wali Songo yang meminta Kayu Jati Cempurung untuk tiang Masjid Demak. Mitos-mitos yang sampai sekarang berkembang pun akan ditampilkan sebagai pemanis dalam film.

“Semua pemeran dalam film ini merupakan orang Wonogiri, khususnya Slogohimo dan sekitarnya. Kami melibatkan anak-anak sampai orang dewasa. Sebanyak 100 orang lebih akan terlibat dalam film ini. Kami belum membuka orang luar untuk masuk dalam film ini. Meski sebenarnya banyak tawaran dari luar kota seperti Solo, Banteng, bahkan lampung,” ungkap Kun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya