SOLOPOS.COM - Siswa SMAN 2 Bantul menunjukan ruang perawatan di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Selasa (23/9/2014). (JIBI/Harian Jogja/ Bhekti Suryani)

Harianjogja.com, BANTUL-SMAN 2 Bantul dinobatkan sebagai sekolah sehat oleh pemerintah RI karena upaya sekolah ini menjaga kesehatan penghuninya, lingkungan serta aktivitas sosialnya. Bagaimana sekolah sehat ala SMAN 2 Bantul itu?

Ada 10 bed (tempat tidur) yang berjejer rapi di sebuah ruangan di SMAN 2 Bantul. Selembar tirai memisahkan tempat tidur satu dengan yang lainnya. Mirip seperti tempat tidur pasien di ruang kelas III di sebuah rumah sakit. Di ruangan itu berbagai peralatan medis seperti stetoskop, termometer, dua jenis timbangan badan, lemari obat, kursi roda serta berbagai peralatan lainnya tertata rapi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Orang mengira ini Puskesmas bukan ruang UKS [Usaha Kesehatan Siswa],” kata Isdarmoko Ketua SMAN 2 Bantul saat disambangi Harianjogja.com, Selasa (23/9/2014) siang.

“Puskesmas” alias UKS SMAN 2 Bantul itu dinamai Permata Smadaba. Singkatan dari Permata SMAN 2 Bantul. Ruang perawatan itu memang mirip Puskesmas. Ada dokter jaga yang bertugas setiap Senin. Ada ruang pemeriksaan, meja administrasi serta fasilitas komputer dan internet untuk berselancar mencari informasi tentang penyakit.

“Puskesmas” itu hanya satu dari 18 bidang usaha kesehatan yang dirintis anak-anak SMAN 2 Bantul. Ada banyak aktivitas di sekolah ini yang menunjang kesehatan. Di depan “Puskesmas” misalnya, puluhan tanaman obat keluarga (Toga) seperti jahe, temu lawak, lidah buaya, sereh dan berbagai tanaman berguna lainnya tumbuh subur. Tanaman-tanaman itu juga dijadikan obat bila ada penghuni sekolah ini yang sakit.

Di tiap koridor ruangan, pengunjung akan melewati kelas-kelas siswa yang sudah dilengkapi dengan wastafel untuk tempat mencuci tangan. Siswa sekolah ini memang diwajibkan menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS) diantaranya mencuci tangan terutama sebelum makan.

“Bahkan di kantin juga seluruh makanan yang disediakan sudah diuji BPOM [balai pengawasan obat dan makanan], jangan ada yang mengandung pengawet atau pewarna,” ujarnya lagi.

Tidak hanya membangun sarana lingkungan yang sehat. Berbagai penyuluhan terkait kesehatan gencar digelar. Program “Sepekan” alias sekolah peduli kasus anemia menjadi salah satu unggulan SMAN 2 Bantul dari berbagai program pendidikan kesehatan lainnya seperti bahaya narkoba atau HIV/AIDS yang jamak disosialisasikan di sekolah-sekolah. Sepekan juga diklaim satu-satunya program kesehatan di sekolah yang hanya ada satu di indonesia.

“Setiap hari Jumat ada penyuluhan soal anemia. Karena ternyata Bantul itu menjadi daerah tertinggi kematian ibu melahirkan karena anemia,” ungkap Dina Damayanti. Siswi Kelas III yang juga merupakan Koordinator Pendidikan Kesehatan SMAN 2 Bantul.

Siswa dan guru percaya, membangun sekolah sehat tidak hanya menyediakan sarana prasarana, tetapi juga membangun pola pikir dan kebiasaan penghuninya untuk hidup sehat. Kerja keras itu terbayar sudah. Bulan lalu, SMAN 2 Bantul terpilih sebagai Juara II Sekolah Sehat se-Indonesia. Bersaing dengan 33 provinsi lainnya di Indonesia. Prestasi itu hanya setingkat lebih rendah dari sebuah SMK di Lampung yang menggondol juara pertama.

“Ini membayar kekalahan selama ini. Sudah lama DIY tidak pernah juara sekolah sehat untuk SMA,” kata Isdarmoko tersenyum puas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya