SOLOPOS.COM - Ustaz Wijayanto menyampaikan materi Keluarga Samara dalam pengajian virtual yang diikuti orang tua siswa SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen, Minggu (20/9/2020). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN -- Sebanyak 221 orang tua wali siswa SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen mengikuti kajian virtual bersama penceramah kondang Ustaz Wijayanto, Minggu (20/9/2020).

Ratusan orang tua siswa itu belajar tentang keluarga yang sakinah mawadah dan rahmah (samara) bersama Ustaz Wijayanto yang numpang lahir di Masaran, Sragen, tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam forum Zoom Meeting itu, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati tidak bisa bergabung karena ada agenda politik. Yuni, sapaan Bupati, mengirimkan rekaman video yang bisa didengarkan dan disaksikan para peserta Zoom Meeting tersebut.

Tersangka Laeli dan Fajri Ternyata Sempat Tidur Bareng Jenazah Korban Mutilasi

Yuni mengaku senang pernah mendapatkan hadiah dari siswa-siswa SMP tersebut, yakni sebuah hand sanitizer otomatis yang digerakkan dengan sensor tertentu.

“Dengan bantuan dari siswa-siswa SMP Birrul Walidain Muhammadiyah, maka bisa mendukung protokol kesehatan, yakni menghindari kontak langsung. Kami berpesan pandemi ini belum berakhir sehingga tetap menjaga protokol kesehatan saat bepergian, yakni dengan memakai masker, membawa hand sanitizer, dan hand soap,” pesan Yuni dalam rekaman videonya.

Objek Wisata Air Klaten Belum Diizinkan Beroperasi! Ini Alasannya

Di SMP itu ada tujuh orang memanfaatkan laptop dan jaringan Internet sekolah untuk kajian tersebut.

“Pengajian itu tidak boleh dihilangkan dalam situasi perang sekalipun. Dalam situasi perang saja tetap pengajian apalagi dalam wabah Covid-19, tentu tetap pengajian,” kata Ustaz Wijayanto saat pembukaan.

Kuncinya Memanjatkan Doa

Dalam kesempatan itu, Wijayanto mengenalkan 5M untuk protokol kesehatan.

Yakni mencuci tangan dengan cara berwudu dan menjaga wudu, memakai masker yang bermakna menjaga mulut dari biacara tidak penting, menjaga jarak atau menjaga keselamatan satu sama lain, mengonsumsi makanan bergizi dan cukup olahraga, dan memanjatkan doa.

“Semua hal itu kuncinya di M kelima, yakni memanjatkan doa,” ujarnya.

Pilkada Boyolali: Paslon Said-Irawan Lawan Kotak Kosong Tunggu Ini

Wijayanto menyampaikan pendidikan itu penting karena seorang kaisar Jepang sebelum meninggal sempat menanyakan tiga hal, yakni berapa jumlah guru, berapa jumlah dokter, dan berapa jumlah hakim.

Ustaz menjelaskan guru berkaitan dengan pendidikan, dokter berkaitan dengan kesehatan, dan hakim itu berkaitan dengan hukum. Ketika daerah memperhatikan tiga hal itu, ujar dia, maka daerah itu akan kuat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya