SOLOPOS.COM - Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi. (Jeda.id)

Solopos.com, SOLO – Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi di Kota Solo, Jawa Tengah, selalu menarik perhatian. Bukan hanya masyarakat Solo atau Indonesia saja, acara ini juga menjadi perhatian jemaah dari berbagai negara, seperti Singapura, Yaman, hingga Afrika.

Jemaah rela berjubel di kawasan Masjid Riyadh, Jl. Kapten Mulyadi, Pasarkliwon, Solo, setiap tahunnya untuk memperingati Haul Habib Ali. Peringatan Haul Habib Ali Solo digelar selama tiga hari pada 19, 20, dan 21 bulan keempat menurut kalender hijriyah, yaitu bulan Rabiul Akhir. Tahun ini, hari-hari itu jatuh pada tanggal 16, 17, 18 Desember 2019 Masehi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Lantas, siapakah sosok Habib Ali sebenarnya? Mengapa Haul Habib Ali selalu ramai dihadiri umat Islam?

Profil Habib Ali

Habib Ali bin Muhanmad Al-Habsyi lahir pada 24 Syawal 1259 Hijriah bertepatan dengan 1839 Masehi di Desa Qosam, Hadhramaut, Yaman. Ia lahir dari pasangan Habib Muhammad bin Husein Al-Habsyi dan Hababah Alawiyah binti Husein bin Ahmad Al-Hadi Al-Jufri.

Dalam biografi dan Manaqib Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, tertulis jelas nasab Habib Ali yang terhubung langsung ke Nabi Muhammad SAW. Nasab Habib Ali Al-Habsyi ini tersambung melalui jalur nasabnya Ali Zainal Abidin bin Husein bin Fathimah az-Zahro binti Muhammad bin Abdillah.

Manaqib itu menceritakan perjalanan hidup sang waliyullah. Ketika Habib Ali berusia 7 tahun, ayahnya hijrah ke Mekkah bersama tiga anaknya yang telah dewasa Abdullah, Ahmad, dan Husein. Saat Habib Ali berumur 11 tahun, beliau bersama ibundanya pindah ke Seiwun, agar dapat memperdalam ilmu Fiqih dan ilmu-ilmu lainnya, sesuai perintah Habib Umar bi Hasan bin Abdullah Al-Haddad.

Dalam perjalanan ke Seiwun, Habib Ali melewati Masileh dan singgah di rumah Al-Habib Abdullah bin Husein bin Tohir. Beliau menggunakan kesempatan itu untuk menelaah kitab, mengambil ijazah dan ilbas. Di usia 17 tahun, beliau diminta ayahandanya datang ke Mekkah dan tinggal di sana selama dua tahun.

Setelah itu, beliau kembali lagi ke Seiwun sebagai seorang Alim dan ahli dalam pendidikan. Habib Ali memiliki banyak guru. Namun guru besar beliau adalah Habib Abu Bakar bin Abdullah Al-Attas. Ketika Habib Ali bertemu dengan Habib Abu Bakar Al-Attas, terlihat tubuhnya diliputi cahaya, “Lelaki ini malaikat atau manusia,” kata Habib Ali dalam hati.

Suatu hari beliau tidak bisa lagi membendung rasa rindunya kepada gurunya, Habib Abu Bakar Al-Attas. Sesampainya Habib Ali di rumah itu, si tuan rumah memberitahu bahwa Habib Abu Bakar telah mengkasyaf kedatangannya.

Habib Abu Bakar kemudian memberinya kabar gembira bahwa kelak di Hadramaut, Habib Ali akan memperoleh Ahwal besar dan manfaat yang banyak. Setelah itu, Allah pun mengabulkan apa yang diucapkan Habib Abu Bakar Al-Attas.

Habib Ali membangun pondok

Ketika berusia 37 tahun, Habib Ali membangun ribath (pondok pesantren) pertama di Hadramaut, untuk para penuntut ilmu dari dalam dan luar kota. Ribath menyerupai masjid terletak di sebelah timur halaman masjid Abdul Malik. Biaya orang-orang yang tinggal di ribath beliau tanggung sendiri.

Saat berusia 44 tahun, beliau membangun Masjid Riyadh, pada tahun 1303 H. Pada bulan Syawal 1305 H, Habib Ali menggubah sebuah syair tentang Masjid Riyadh. Beliau berkata “Dalam Masjid Riyadh terdapat cahaya rahasia dan keberkahan Nabi Muhammad SAW.”

Kitab Simtut Durar

Ketika usia beliau menginjak 68 tahun, beliau mengarang sebuah kitab maulid yang diberi nama Simtud Durar. Sebuah kitab maulid yang masyhur dan penuh berkah hingga kini dibaca di Hadramaut, Indonesia, dan Afrika. Beliau mengarang kitab ini pada Kamis, 26 Shafar 1327 dan menyempurnakannya pada 10 Rabiulawwal 1327 Hijriyah

Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi meninggal pada 20 Rabiuts Tsani 1333 H. Pada tahun-tahun terakhir menjelang wafatnya, penglihatan Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi semakin kabur.

Habib Ali Al-Habsyi meninggalkan lima anak, empat laki-laki dan seorang putri dari dua istri. Yang pertama seorang wanita Qosam (bernama Abdullah) dan Syarifah Fatimah binti Muhammad Maulakhela (Muhammad, Ahmad, Alwi dan Khadijah).

Habib Alwi bin Ali Al Habsyi

Di antara anaknya tersebut ada yang menetap di Kota Solo, Jawa Tengah, Indonesia, yaitu Habib Alwi bin Ali Al-Habsyi (ayah dari Habib Anis bin Alwi Al-Habsyi). Habib Alwi bin Ali pun menyelenggarakan haul Habib Ali di Kota Solo.

Alhasil, masyarakat dari berbagai daerah setiap tahunnya datang berbondong-bondong menghadiri haul tersebut. Habib Alwi membangun Masjid Riyadh di Solo pada tahun 1355 H yang kini menjadi tempat pelaksanaan haul Habib Ali Al-Habsyi.

Kini, masjid tersebut ramai dikunjungi jamaah. Beliau juga menyelenggarakan kegiatan ibadah dan taklim yang biasa diamalkan oleh ayahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya