SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN – Puluhan ribu warga Nahdlatul Ulama (NU) membanjiri Alun-alun Klaten saat digelar istigasah kubro guna memperingati harlah ke-96 NU, Rabu (3/4/2019). Dalam kesempatan itu, warga NU diminta tetap nasionalis.

Rangkaian kegiatan diawali dengan Salat Subuh berjemaah di Alun-alun serta khataman Alquran. Acara itu dihadiri Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Maimun Zubair. Presiden, Joko Widodo (Jokowi), yang direncanakan mendatangi kegiatan tersebut batal hadir.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Ketua Pengurus Cabang (PC) NU Klaten, Mujiburrahman, mengatakan istigasah digelar untuk mendoakan agar keutuhan NKRI tetap terjaga. “Indonesia itu negara kesepakatan. Jadi Indonesia didirikan oleh semua umat beragama, tidak hanya Islam,” kata Mujib saat ditemui wartawan di sela-sela kegiatan.

Istigasah tersebut dinilai penting lantaran bermunculan orang-orang yang ingin mengubah ideologi Indonesia dengan ideologi khilafah. “Kami memohon kepada Allah agar Indonesia tetap menjadi NKRI berdasarkan Pancasila hingga akhir. Karena kami tahu konsep di belakang untuk mengubah ideologi negara itu luar biasa. Bagi NU, NKRI harga mati. Siapa pun yang mencoba merongrong NKRI dan Pancasila, NU ada di depan,” jelas Mujib.

Peringatan harlah NU itu diperkirakan diikuti puluhan ribu orang. Jumlah tersebut berdasarkan kupon yang sudah terambil. Dalam harlah tersebut, panitia membagikan beragam hadiah dengan hadiah utama tiga tiket umrah.

“Dalam kegiatan ini peserta mendaftar ke pengurus di tingkat kelurahan dan kecamatan. Kupon yang terambil sekitar 38.000 kupon. Jumlah jemaah yang datang hari ini ya sekitar itu,” jelas dia.

Soal kehadiran Jokowi, Mujib mengatakan awalnya presiden dijadwalkan menghadiri peringatan Harlah NU di Alun-alun Klaten. “Untuk Pak Presiden memang tidak bisa hadir. Informasinya ada tugas lain. Kalau dari kami tidak masalah yang penting kegiatan berjalan lancar,” tutur dia.

Disinggung soal Pemilu 2019, Mujib menegaskan tidak ada arahan dari PCNU Klaten untuk memilih sosok calon presiden-wakil presiden tertentu. “Pilihlah pemimpin yang menyayangi rakyatnya, mengayomi rakyatnya, dan pemimpin yang tetap berkomitmen tegaknya NKRI dan Pancasila. Tidak ada arahan untuk memilih siapa. Tidak perlu diarahkan saya pikir semuanya sudah memahami,” ungkapnya.

Sementara itu, KH. Maimun Zubair yang akrab disapa Mbah Moen mengajak seluruh warga NU tidak melupakan sejarah perjuangan para pahwalan merebut kemerdekaan. Ia juga mengingatkan warga NU menjaga keutuhan NKRI.

“Kalau ada yang ingin mengubah menjadi negara khilafah artinya dia tidak tahu sejarah. Pahlawan dan ulama sudah berjuang. Maka kita harus menjaga,” urai dia.

Mbah Moen mengatakan NU tidak bisa dilepaskan dengan sejarah perjuangan memperebutkan kemerdekaan Indonesia. Lantaran hal itu, ia meminta warga NU tetap nasionalis.

“Jadi NU itu jangan sampai bukan nasional. Harus cinta kepada bangsa. Oleh karena itu harus dijaga ukhuwah wathoniah, ukhuwah kebangsaan, selain ukhuwah diniyah islamiyah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya