SOLOPOS.COM - Ilustrasi larangan merokok. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Belum semua orang, termasuk perokok, memahami perbedaan antara nikotin dan TAR serta dampaknya bagi kesehatan. Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Total aerosol residue (TAR) sebetulnya tercantum pada kemasan rokok, sama seperti nikotin. Namun bisa jadi tak banyak yang aware terhadap hal ini.

Promosi Lewat BRInita, Kampung Hijau Kemuning Tangerang Sulap Lahan Jadi Produktif

Sebelum mengetahui perbedaan nikotin dan TAR, simak terlebih dulu pengetian keduanya.  Ahli Toksikologi dan Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (UNAIR), Shoim Hidayat, mengatakan nikotin adalah senyawa kimia organik yang dikategorikan sebagai alkaloid dan ditemukan pada tanaman tertentu, seperti kentang, terong, tomat dan tembakau.

Baca Juga: Ini Penjelasan Vape Bikin Gigi Kuning

Ekspedisi Mudik 2024

Sumber nikotin yang paling tinggi konsentrasinya terdapat pada tembakau dengan efek konsumsi berupa adiksi atau ketergantungan.

“Ketagihan nikotin berkaitan dengan mental, efeknya menyenangkan seperti tidak stres, lega, dan lebih fokus. Hal ini ada kaitannya dengan pelepasan hormon dopamin dalam tubuh,” tutur Shoim dikutip dari Antara pada Senin (5/12/2022).

Sementara itu, lanjut Shoim, TAR adalah partikel kimia yang dihasilkan dari rokok yang dibakar. Partikel ini terdiri dari ribuan senyawa kimia berbahaya yang bersifat karsinogenik atau dapat memicu kanker.

Baca Juga: Berhubungan Intim Lebih Sering Bisa Tunda Menopause, Ini Faktanya

Jika dibandingkan dengan nikotin, kandungan TAR dalam rokok yang dibakar bersifat racun dan dapat mempengaruhi kinerja organ dalam tubuh, seperti paru-paru dan jantung.   Berdasarkan data National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR yang merupakan hasil dari pembakaran rokok, mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat memicu kanker. Dari sekitar 7.000 bahan kimia yang terkandung dalam asap rokok, 2.000 di antaranya terdapat pada TAR.

“Sebagai antisipasi, perokok aktif bisa mengurangi bahaya TAR dengan beralih ke produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik atau produk tembakau yang dipanaskan. Tidak ada proses pembakaran dan TAR pada produk tersebut karena hanya dipanaskan serta menghasilkan uap air [aerosol],” lanjut Shoim.

Baca Juga: Ini Dia Desa Antiasap Rokok di Kabupaten Semarang

Shoim melanjutkan menurut berbagai penelitian berbasis profil risiko, produk tembakau yang dipanaskan mampu meminimalisasi risiko kesehatan dibandingkan rokok berkat penerapan sistem pemanasan dalam penggunaannya. Produk ini memiliki profil risiko 90 persen lebih rendah daripada rokok.

Dengan fakta tersebut, produk ini merupakan salah satu opsi bagi perokok dewasa yang ingin mengurangi bahaya rokok bagi kesehatan.
“Risiko kesehatan yang ditimbulkan lebih rendah karena efek toksiknya bergantung pada kadar bahan kimia,” pungkas Shoim.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya