SOLOPOS.COM - Peta Kekeringan Kabupaten Wonogiri tahun 2021. (Istimewa/bpbd.wonogirikab.go.id)

Solopos.com, WONOGIRI — Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu daerah di Indonesia yang beberapa kali mengalami kekeringan. Beberapa daerah di Kabupaten Wonogiri yang mengalami kekeringan di musim kemarau memiliki kesulitan krisis air bersih serta air sumur milik warga mengering.

Dikutip dari tesis berjudul Analisis Kekeringan Meteorologis di Wilayah Kabupaten Wonogiri oleh Karlina dan Prof. Ir. Joko Sujono, M.Eng., Ph. D pada 2013, salah satu daerah yang mempunyai risiko kekeringan meteorologis tinggi di Indonesia adalah Kabupaten Wonogiri. Daerah ini cenderung mempunyai curah hujan yang lebih kecil yang membuat daerah ini menjadi lebih kering.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dilansir dari pusatkrisis.kemkes.go.id, pada tahun 2018 terdapat tiga kecamatan yang terdampak musim kemarau di Wonogiri. Masing-masing kecamatan itu, yakni Paranggupito, Manyaran, dan Giriwoyo.

Wilayah terdampak di Kecamatan Paranggupito di antaranya Desa Sambi, Desa Karanggede, Desa Salam, dan Desa Ngelo. Di Kecamatan Manyaran di antaranya Desa Trukan, Desa Bakalan, dan Desa Kepuhsari.

Selanjutnya di Kecamatan Giriwoyo, seperti di Desa Tail, Desa Jambewangi, Desa Ngampel, Desa Simpar, Desa Tlogobandung, Desa Pulobener, Desa Guge, dan Desa Nungkosuwit.

Baca Juga: Cerita Gaplek dan Busung Lapar di Wonogiri saat Masa Penjajahan Jepang

Dikutip dari menlhk.go.id, sebesar 75% wilayah di Wonogiri sangat rentan mengalami kekeringan. Hal tersebut dikemukakan oleh Peneliti Balai Litbang Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Balitek DAS) Dr. Irfan. B Pramono dalam Konferensi Pers bertajuk Kerentanan Kekeringan di Wonogiri dan Antisipasi Banjir Bandang di Pulau Lombok, Kamis (27/9/2018).

Menurut Dr. Irfan. B Pramono, penyebab kekeringan di Wonogiri disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain, curah hujan yang minim akibat perubahan iklim, berkurangnya kapasitas infiltrasi, pola tanam yang tidak sesuai (monokultur atau jenis tanaman tidak sesuai dengan ketersedian air), pola pengembangan lahan yang tidak sesuai, serta minimnya sarana dan prasarana sumber daya air.

Dilansir dari skripsi berjudul Peran Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam Mengatasi Kekeringan di Kabupaten Wonogiri Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana oleh Krismona Dewi Arini pada 2020, salah satu upaya dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Wonogiri telah dilakukan sebelum becana.

Baca Juga: Dilantik, Papdesi Wonogiri Diharapkan Turut Entaskan Kemiskinan

Pada masa prabencana tahun 2020, warga Selogiri mengakses alat pemanen air hujan di Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri. Pemerinah Kabupaten Wonogiri pun telah berusaha mencukupi dengan bantuan air bersih dan pembangunan sarana air bersih di sumber Banyutowo dan Waru-Gunturharjo.

Diharapkan setelah pembangunan selesai, ke depannya warga Paranggupito tidak lagi kesulitan air bersih. Walaupun mengalami kesulitan mengakses air bersih, warga tidak mengalami gangguan kesehatan. Pasalnya, kondisi serupa telah terjadi berulang kali dan warga sudah bisa mengantisipasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya