Solopos.com, SOLO – Sepekan terakhir sejumlah wilayah di Indonesia diguncang gempa bumi. Bencana alam tersebut membuat sejumlah orang panik, khususnya bagi mereka yang tinggal dekat dengan laut. Mereka khawatir gempa bumi tersebut memicu naiknya gelombang laut hingga tsunami.
Guna menjawab kekhawatiran tersebut, pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat tenang. Pengelola akun Twitter resmi BMKG @infoBMKG menjelaskan terjadinya gempa bumi di Indonesia adalah hal yang sangat wajar.
Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak
Menurut BMKG, Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan gempa bumi. Sebab, Indonesia dilintasi sejumlah lempeng dan gunung api. Salah satunya Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia yang melintas di wilayah selatan Jawa.
Terjadinya gempa bumi di Indonesia adalah hal yang wajar. Jika tidak gempa, berarti ada kekuatan di dalam Bumi yang tertahan dan membahayakan jika suatu saat keluar.
“Indonesia negara rawan gempa loh. Jika tidak ada gempa, artinya ada kekuatan yang sedang tertahan dan keluar dengan kekuatan besar. Maka, sebaiknya gempa tetap ada, tapi dengan kekuatan kecil,” tulis @infoBMKG dalam cuitannya, Jumat (19/7/2019).
Kabar bahagianya, tuitmu kami komen dek.
Indonesia negara rawan gempa loh. Jika tidak ada gempa artinya ada kekuatan yang sedang tertahan dan akan keluar dengan kekuatan besar, maka sebaiknya gempa tetap ada tapi dengan kekuatan kecil ya.
Ibarat …. https://t.co/CrYxpV9muy
— BMKG (@infoBMKG) July 20, 2019
Dikutip dari Liputan 6, Sabtu (20/7/2019), BMKG mengungkap subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia merupakan generator gempa kuat. Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan, berdasarkan data yang dimilikinya, wilayah Samudra Hindia di selatan Jawa seringkali terjadi gempa besar dengan kekuata di atas magnitudo 7,0 Skala Richter.
Tetapi, besarnya magnitudo gempa bumi ini hanya sebatas potensi, bukan prediksi. Sebab, tidak ada yang bisa memprediksi kapan gempa terjadi. Dalam catatan sejarah, gempa besar di Samudra Hindia pernah terjadi pada 1863, 1867,1871, 1896, 1907, 1923, 1937, 1945, 1958, 1962, 1967, 1979, 1980, 1981, 1921, 1994, dan 2006. Sementara tsunami di selatan Jawa pernah terjadi pada 1840, 1859, 1921, dan 2006.