SOLOPOS.COM - Ilustrasi skala gempa bumi. (Dok. Solopos)

Solopos.com, SEMARANG — Wilayah Kecamatan Ambarawa, Bayubiru, dan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, kembali diguncang gempa pada Kamis (28/10/2021) pagi sekitar pukul 07.20 WIB. Gempa berkekuatan magnitudo 3.0 itu sempat menggetarkan sejumlah rumah warga di Ambarawa.

Berdasarkan data BMKG, pusat gempa berada di darat 9 kilometer tenggara Kabupaten Semarang. Adapaun titik koordinatnya berada di 7.19 LS – 110.45 BT.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dikabarkan Okezone, seorang warga Tumenggungan, Ambarawa, Rian, mengatakan sejak Sabtu (23/10/2021) dia sudah merasakan sekitar 39 kali gempa. Bencana alam itu pun membuat dia dan warga lainnya cemas.

Menurut BMKG, rentetan gempa kecil yang terjadi di Ambarawa, Kabupaten semarang itu berdampak positif. “Sebenarnya dengan banyaknya gempa-gempa kecil itu kan semakin mengurangi potensi terjadinya gempa besar, karena sudah ada rilis energi walaupun itu tidak bisa dijadikan semacam patokan. Tapi paling tidak secara teori seperti itu,” kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa (26/10/2021) seperti dilansir Bisnis.com.

Baca juga: Begini Kondisi Dinding RSUD Ambarawa Retak-Retak Akibat Gempa

Ia mengatakan gempa-gempa berskala kecil yang mengguncang beberapa wilayah Jateng dalam beberapa waktu terakhir merupakan hal yang wajar.

Menurut dia, hal itu disebabkan daerah-daerah yang terjadi gempa merupakan daerah-daerah yang dilalui sesar aktif.

“Contohnya seperti yang di Ambarawa itu ada tiga sesar aktif di sana, yakni Merapi, Merbabu, dan Telomoyo. Terus yang tadi malam di Temanggung juga masih rangkaian gempa-gempa Ambarawa, kemudian yang di Banyumas tadi malam itu kan sesar Ajibarang,” katanya.

Swarm

Rentetan gempa kecil yang mengguncang wilayah Ambarawa, Kabupaten Semarang itu disebut dengan aktivitas swarm. Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan ditinjau magnitudonya, aktivitas gempa swarm Banyubiru, Ambarawa dan sekitarnya didominasi oleh aktivitas gempa kecil dengan magnitudo kurang dari 3,0 sebanyak 30 kali dengan magnitudo terkecil 2,1.

Sedangkan gempa dengan magnitudo di atas 3,0 terjadi sebanyak 6 kali dengan magnitudo terbesar 3,5. Menurunnya frekuensi aktivitas swarm dari hari pertama: 24 kali, hari ke-2: 9 kali, hari ke-3: 3 kali dan hingga hari ini Selasa siang 26 Oktober 2021 belum terjadi gempa, tentu patut kita syukuri semoga ini menjadi petunjuk bahwa aktivitas swarm akan segera berakhir.

Baca juga: Tak Hanya di Salatiga, Gempa Juga Guncang Semarang & Temanggung

Namun yang patut diwaspadai adalah prilaku swarm yang bersifat kambuhan. Meskipun aktivitas swarm sudah luruh secara signifikan, terkadang masih bisa muncul lagi dan meningkat lagi seperti pada kasus aktivitas swarm di Jailolo Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara dan Swarm Mamasa Sulawesi Barat.

Selain kedalaman hiposenter gempanya yang sangat dangkal, efek tanah lunak setempat (local site effect) di zona swarm Banyubiru, Ambarawa, Salatiga dan sekitarnya dapat menyebabkan terjadinya resonansi gelombang gempa sehingga makin membuat guncangan gempa kecil terasa lebih kuat oleh warga.

Terkait beberapa bangunan rumah warga yang sudah mengalami kerusakan ringan, munculnya retakan dinding tembok akibat swarm menunjukkan kulitas bangunan tembok yang kurang bagus. Jika makin besar retakan maka untuk sementara sebaiknya tidak ditempati karena jika guncangan lebih besar terjadi dan berulang akan semakin meningkatkan kerusakan dan berisiko bagi keselamatan penghuninya.

Baca juga: Diguncang Gempa Swarm, Ratusan Warga Ambarawa Mengungsi

Saat terjadi swarm, masyarakat diimbau mewaspadai kawasan tebing. Sebab, swarm yang terus terjadi dapat mengganggu kestabilan tanah hingga mudah longsor.

Dampak swarm bukan saja melemahkan struktur bangunan yang sudah lemah, tetapi juga dapat memicu terjadinya longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rockfall) di wilayah perbukitan, sehingga selama dalam masa aktivitas swarm untuk sementara waktu diimbau tidak melakukan pendakian dan jika tidak sangat penting agar menghindari jalan bertebing terjal dan berbatu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya