SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Madiunpos.com, MADIUN — Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetya menyebut banyak pelaku usaha kecil menengah (UKM) kesulitan untuk mendaftarkan produknya ber-SNI karena masalah biaya.

Untuk itu, perlu adanya campur tangan dari pemerintah supaya para pelaku usaha untuk mendaftarkan produk-produk mereka.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Bambang menyebut biaya yang harus dikeluarkan pelaku usaha untuk mendapatkan standardisasi produk antara Rp5 juta sampai Rp15 juta. Biaya itu dikeluarkan salah satunya untuk melakukan uji laboratorium.

“Di awal memang berat biayanya. Kalau yang paling mahal memang untuk produk mainan anak-anak. Kan harus ada uji zat kimia, itu yang mahal,” jelas dia kepada wartawan seusai menandatangani nota kesepahaman dengan Wali Kota Madiun, Sugeng Rismiyanto, di Ruang 13 Balai Kota Madiun, Kamis (18/4/2019).

Lebih lanjut, Bambang menuturkan saat ini sudah ada ribuan produk sudah ber-SNI. Namun, untuk produk makanan dan minuman baru ada sekitar 600-an yang tersertifikasi.

Menurutnya perlu ada campur tangan dari pemerintah daerah. Saat ini pemerintah pusat melalui BPN juga sudah turun tangan untuk memfasilitasi pelaku usaha dalam mengurus sertifikasi produk itu.

Dia menyarankan produk-produk UKM khas Madiun seperti pecel, brem, batik, hingga madu mongso bisa segera distandardisasi. Hal ini supaya produk lokal tersebut bisa diekspor ke luar negeri.

“Standardisasi ini penting karena itu bida dijadikan patokan. Kalau kualitas produknya lebih ya itu kelebihannya. Tetapi kalau kualitasnya kurang ya jangan. Itu tidak diperbolehkan,” jelas Bambang.

Dia menyampaikan saat ini permintaan standardisasi dari UKM-UKM sangat banyak. Untuk itu, disarankan pemerintah daerah bisa membuat badan usaha milik daerah yang khusus bergerak di bidang sertifikasi produk.

BSN juga akan memfasilitasi pelaku UKM untuk meningkatkan produknya supaya layak dan produknya laku hingga pasar internasional.

“Biasanya kami arahkan bagaimana produknya, bagaimana lokasi produksinya,” kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya