SOLOPOS.COM - Ilustrasi bayi (freepik)

Solopos.com, SOLO — Pemeriksaan atau skrining perlu dilakukan pada bayi baru lahir untuk mengetahui adanya gangguan sejak awal kelahiran. Sehingga apabila ternyata ditemukan gangguan/kelainan pada bayi tersebut maka dapat diantisipasi sedini mungkin.

Skrining terhadap bayi baru lahir penting agar kondisi penyakit yang dapat mengganggu tumbuh kembang dapat diatasi dan mendapatkan generasi yang berkualitas. Mengutip laman kemenkes.go.id, Rabu (22/12/2021), salah satu skrining dilakukan pada bayi usia 0-28 hari untuk mendeteksi gangguan pendengaran pada si bayi.

Pentingnya mendeteksi pendengaran anak sedari lahir adalah untuk skrining awal adanya gangguan pendengaran atau tidak. Jika pada usia sangat dini ditemukan adanya gangguan pendengaran, penanganan medis lanjutan yang tepat dapat segera dilakukan untuk menghindari gangguan pendengaran seumur hidup atau gangguan kesehatan lainnya.

Baca juga: 5 Bahan Rumahan Ini Bisa Percepat Penyembuhan Anosmia, Coba Yuk!

Di RS JIH Solo, semua bayi yang baru lahir dilakukan skrining Otoacoustic Emission (OAE) oleh dokter THT. Seperti tertulis di website rs-jih.co.id, tes OAE sangat penting bertujuan mengetahui kondisi koklea yang berperan sebagai sensor terhadap bunyi dari sekitarnya sehingga dapat mendeteksi gangguan pendengaran pada bayi baru lahir serta mencegah gangguan tumbuh kembang khususnya terlambat bicara.

Situs halodoc memaparkan Otoacoustic Emission (OAE) adalah gelombang yang dihasilkan oleh sel rambut halus bagian luar dari rumah siput, setelah diberi stimulus. Munculnya gelombang ini mengindikasikan rumah siput bekerja dengan baik, yang berhubungan langsung dengan fungsi pendengaran.

Pemeriksaan OAE banyak dilakukan di rumah sakit pada bayi yang baru lahir, sebagai skrining awal adanya gangguan pendengaran atau tidak.

Baca juga: Cukup 30 Menit per Hari, Ini Segudang Manfaat Melakukan Aktivitas Fisik

Ada dua jenis pemeriksaan otoacoustic emissions yang biasa dilakukan dalam dunia medis, yakni:

1. Transient Otoacoustic Emissions (TOAEs). Dalam pemeriksaan ini, suara yang dipancarkan merupakan respons terhadap rangsangan akustik, dan dipaparkan dengan durasi yang sangat singkat. Suara bisa berupa nada klik, tetapi bisa menjadi nada semburan.

2. Distortion Product Otoacoustic Emission (DPOAEs). Dalam pemeriksaan ini, suara dipancarkan sebagai respons terhadap 2 nada simultan dari frekuensi yang berbeda.

Nah, apabila Ayah Bunda menemui anak Anda memiliki masalah pendengaran, segeralah berkonsultasi dengan dokter THT untuk penanganan lebih lanjut.

Rekomendasi
Berita Lainnya