SOLOPOS.COM - Penanggujawab Objek Wisata Gunung Kemukus M Suparno (dua dari kiri) berfoto di depan pintu masuk ke makam Pangeran Samodro di Kompleks Gunung Kemukus Sragen, belum lama ini. (Istimewa/Dispora Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Dalam debat publik pendalaman visi dan misi calon bupati dan wakil bupati yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sragen, Kamis (19/11/2020), Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyebut bahwa makam Pangeran Samodro di kompleks wisata religi Gunung Kemukus Sragen bukanlah makam seorang wali.

Lalu siapakah sosok Pangeran Samodro? Benarkah Pangeran Samodro bukan seorang wali sebagaimana disampaikan Yuni Sukowati. Berikut penjelasan dari Ketua Solo Society, Dani Saptoni, yang pernah menelitik folklore terkait sosok Pangeran Samodro di Gunung Kemukus.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dani menjelaskan Pangeran Samodro hidup pada masa keruntuhan Kerajaan Majapahit atau masih satu era dengan penyebaran agama Islam di Tanah Jawa utusan dari Kerajaan Demak pada 1400 hingga 1500 masehi.

"Pangeran Samodro merupakan salah satu putra dari Prabu Brawijaya. Karena ada konflik dengan ayahandanya, Pangeran Samodro kemudian mengembara keluar dari Majapahit hingga sampai di Gunung Kemukus. Di sana, Pangeran Samodro menjadi seorang mualaf dan turut menyebarkan agama Islam. Dia punya banyak murid dan menghidupi penduduk sekitar," jelas Dani kepada Solopos.com.

Simpan Mayat Suaminya di Kulkas Setahun Lebih, Wanita 68 Tahun Ditangkap Polisi

Suatu ketika, para santri dari Pangeran Samodro itu tengah memasak di dapur. Pada saat itu, warga sekitar melihat kepulan asap dari dapur dan dilihat dari kejauahan seperti kukusan. Kepulan asap yang disebabkan para santri Pangeran Samodro itulah yang mengilhami lahirnya istilah Gunung Kemukus di Sragen.

Setelah kepergian Pangeran Samodro, ibu tirinya yakni Dewi Ontrowulan yang mengasuhnya sejak kecil menyusul keluar dari Majapahit. Sebagai seorang ibu, ia mengkhawatirkan putra angkatnya itu. Sampai akhirnya, Dewi Ontrowulan tiba di Gunung Kemukus.

"Saat tiba di Gunung Kemukus, Dewi Ontrowulan mendapati Pangeran Samodro sudah meninggal. Lalu, Dewi Ontrowulan meninggal dunia dan dikubur satu liang dengan Pangeran Samodro. Namun, oleh oknum yang tidak bertangung jawab, kisah Dewi Ontowulan dan Pangeran Samodro itu dikaitkan dengan ritual pesugihan. Ada cerita menyimpang yang menyebutkan bila Dewi Ontrowulan terlibat cinta terlarang dengan Pangeran Samodro. Kisah menyimpang itu kemudian yang melatarbelakangi adanya ritual berhubungan badan dengan orang lain supaya keinginannya terkabul. Padahal itu adalah bentuk penyimpangan cerita," papar Dani.

Cabup Petahana Sragen Sebut Makam Pangeran Samodro Bukan Makam Wali

Dani sepakat dengan pernyataan calon bupati petahana Sragen yang menyebut Pangeran Samodro bukan seorang wali, melainkan seorang ulama. Dia menilai, seorang wali sudah barang tentu ulama. Namun, seorang ulama belum tentu seorang wali.

"Biasanya, seorang wali itu bersingguhan dengan urusan politik dan agama. Kalau ulama biasanya tidak ikut campur dalam urusan politik. Jadi, Pangeran Samodro itu memang bukan seorang wali," ujar Dani yang juga lulusan Sastra Daerah, Universitas Sebelas Maret (UNS) ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya