SOLOPOS.COM - Ilustrasi ikan mati (Dok)

Harianjogja.com, SLEMAN- Pakar Perikanan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Bambang Triatmo menjelaskan, hujan abu vulkanik berdampak pada menurunnya produksi ikan.

Hal itu disebabkan banyak ikan yang mati akibat stres karena abu vulkanik yang bersifat lembut memengaruhi kualitas air.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kematian ikan juga disebabkan karena  pemilik kolam tidak segera membersihkan abu dan mengganti airnya dengan air yang bersih.

Kalau abu vulkanik masuk ke kolam, maka akan memenuhi insang ikan sebagai alat pernapasan. Kadar keasaman abu vulkanik Kelud lebih rendah dari pH kolam pada umumnya yakni tujuh.

Perubahan mendadak ini bisa membuat ikan stres dan akhirnya mati. “Atau kemungkinan lain, pemilik perikanan stres mengatasi abu sehingga tidak merawat ikan-ikannya dengan baik,” katanya, Rabu (19/2/2014).

Masalah lain yakni partikel abu yang mengendap selama delapan jam. Namun jika sudah berbentuk koloid, abu sulit mengendap. Solusi terbaik untuk mengatasi hal tersebut ialah terus menerus mengganti air kolam.

Namun untuk tindakan praktis, budidaya ikan lele bisa menjadi pilihan. “Selain bisa langsung me-recovery dari sisi ekonomis, lele termasuk ikan yang bisa bertahan hidup di air dengan kualitas kurang baik. Ini juga bisa menjadi solusi awal,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya