Solopos.com, SOLO – Indonesia saat ini sedang memasuki musim kemarau. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau kali ini bakal lebih kering dibandingkan 2018 lalu. Hal itu dipicu fenomena El Nino.
El Nino adalah fenomena memanasnya suhu muka laut di Samudra Pasifik bagian tengah hingga timur. Kondisi ini menyebabkan sejumlah wilayah di Indonesia mengalami kekeringan dan curah hujan berkurang.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Meski demikian, masih ada sejumlah wilayah di Indonesia yang mengalami hujan. Mengapa demikian?
Lewat akun Twitter @infoBMKG, BMKG menjelaskan hujan di musim kemarau adalah hal wajar. Jadi, bukan berarti hujan itu membuat musim kemarau batal.
“Ada hujan saat musim kemarau itu normal. Biasanya curah hujannya di bawah 50 mm. Jadi, bukan berarti kemaraunya batal ya. Ada kerikil dalam sebuah hubungan itu wajar. Bukan berarti gagal ya,” terang administrator akun Twitter BMKG, Kamis (4/7/2019).
Hujan juga mengguyur sebagian wilayah di Kota Solo, Sabtu (6/7/2019), petang. Sebelumnya, beberapa wilayah lainnya di Indonesia juga diguyur hujan meski musim kemarau diperkirakan berlangsung sejak Juni hingga Oktober 2019.
Ada hujan saat musim kemarau itu normal, biasanya curah hujannya di bawah 50 mm. Jadi bukan berarti kemaraunya batal yah. Ada kerikil dalam sebuah hubungan itu wajar, bukan berarti gagal yah
.
. https://t.co/HOrgvLTFvg— BMKG (@infoBMKG) July 5, 2019