SOLOPOS.COM - Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari. (Bisnis-Dok.)

Solopos.com, JAKARTA — Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari yang dianggap banyak pihak sebagai pahlawan penangkal flu burung akhirnya angkat bicara soal mutasi virus corona. Ia menyatakan dengan adanya mutasi virus corona saat ini, seharusnya ada penelitian ulang terkait vaksin yang digunakan untuk mencegahnya.

Dalam kanal Youtube-nya, dia mengungkapkan vaksin akan efektif bila virus baru yang datang itu sama atau mirip dengan virus yang sudah dinonaktifkan. "Jadi, dengan mutasi ini harus hati-hati,"

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dia memaparkan, jika virus sudah berubah sifat, maka bagaimana vaksin yang sudah jadi itu bisa melawan virus, padahal virus itu bahan baku vaksin yang dimatikan.

Baca Juga: Ini Ramalan Cinta 12 Zodiak di Bulannya Aquarius

Menurutnya dalam pembuatan vaksin harus transparan terkait virus itu diambil kapan, dan dimana. Semisal virus dibuat di Wuhan pada bulan Desember 2020 dengan bentuk tertentu, maka harus diketahui kecocokannya dengan virus yang ada di Indonesia.

"Vaksin itu bisa dibuat jika virusnya sudah stabil, artinya tidak lagi mutasi. Selama masih bermutasi jangan berfikir tentang vaksin. harusnya fokus pada terapi penyembuhan," paparnya.

Bukan untuk Obat

Siti Fadilah juga menyebutkan hal itu juga berkaitan dengan manfaat vaksin yang digunakan untuk pencegahan bukan untuk obat.

Baca Juga: Celaka Jika Anda Punya Bos dengan Zodiak Ini…

Cara kerja vaksin sendiri, lanjutnya menciptakan antibodi dalam tubuh. Jika efikasi bagus, virus cocok dengan etnis yang sama, maka vaksin itu bisa mendorong pembentukan antibodi. Sehingga, kapapun virus datang ke dalam tubuh, maka antibodi ini bisa melawan.

Siti Fadilah juga memaparkan sampai saat ini setidaknya ada 4.000 an varian vaksin yang sudah bermutasi. Mutasi pada virus memang umum terjadi, karena mutasi adalah perubahan gentik yang terjadi pada virus sehingga mengubah sifat-sifat virus itu.

Dia menyimpulkan ada tiga hal yang harus dilakukan terkait mutasi virus itu untuk keberadaan vaksin:

1.       Para ahli harus meneliti benarkah vaksin masih relevan atau tidak dengan virus yang ada, sesuai data yang bisa dipercaya,

2.       Lakukan penelitian independen di negara kita karena itu kebutuhan untuk rakyat banyak,

3.       Alternatif lainnya selain vaksin

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya