SOLOPOS.COM - Mobil pertama di Indonesia. (Solopos.com)

Solopos.com, SOLO-Mobil pertama di Indonesia tentu bikin penasaran mengingat saat ini sudah ada banyak sekali model dan merek kendaraan roda empat ini beredar di Tanah Air. Simak ulasannya di info otomotif kali ini.

Dikutip dari gaikindo.or.id, Kamis (25/5/2023), jumlah populasi kendaraan bermotor di Indonesia yang aktif sampai periode 9 Februari 2023 mencapai 153.400.392 unit. Menurut data Korlantas Polri dari jumlah tersebut ada 19.177.264 mobil pribadi. Sisanya merupakan angkutan barang dan orang, yaitu 5,7 juta unit mobil besar, 213.788 unit bus, dan 85.113 unit kendaraan khusus.

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Jumlah ini bakal terus bertambah mengingat hampir semua pabrikan otomotif tetap konsisten meluncurkan produk baru khususnya pascapandemi Covid-19. Melansir data AISI, tercatat penjualan tahunan untuk motor baru sudah kembali normal yaitu lima juta per-unit. Sementara untuk kendaraan roda empat atau lebih, seperti dilansir data Gaikindo, juga mengalami hal serupa yaitu penjualan satu juta unit per-tahun.

Mobil pertama di Indonesia memiliki merek Benz Phaeton yang dibuat pada 1894. Kendaraan roda empat tersebut merupakan milik Raja Keraton Kasunanan Surakarta, Pakubuwono X. Dengan demikian PB X disebut menjadi pemilik mobil pertama di Indonesia.

Mobil yang dimilikinya tersebut didatangkan langsung dari Jerman dengan harga 10.000 gulden atau sekarang setara dengan Rp83 juta. Melansir dari Bisnis.com, Kamis (25/5/2023), mobil pertama yang dibeli oleh Pakubuwono X mengejutkan orang-orang Belanda. Pasalnya mobil tersebut juga baru didatangkan ke Den Haag pada 1896. Berkat pembelian mobil itu, Indonesia tercatat menjadi negara di Asia Tenggara yang mendatangkan mobil untuk pertama kalinya. Dalam pembelian mobil itu, Pakubuwono X dibantu oleh penjual mobil bernama John C. Peter. Ia yang mengurusi pemesanan hingga pengiriman mobil ke Indonesia

Karena tak diproduksi massal seperti sekarang, Benz Phaeton baru dirakit setelah ada permintaan atau pemesanan dari pembeli. Mirip dengan pembuatan bodi mobil penumpang, khususnya bus di pabrik karoseri. Sama seperti bus yang dibuat di karoseri, mobil buatan Karl Benz itu yang juga bisa dikustomisasi atau dibuat sesuai keinginan pembeli. Oleh karena itu, Benz Phaeton yang ada di dunia berbeda satu sama lain. Namun, semua memiliki kesamaan di bagian mesinnya yang berbahan bakar bensin dengan tenaga yang dihasilkan tak lebih dari 5 daya kuda (horse power).

Berbeda dengan mobil masa kini dengan ban yang berisi udara, mobil pertama di Indonesia ini menggunakan ban mati seperti halnya pedati atau gerobak. Mobil beroda empat itu mampu mengangkut penumpang hingga delapan orang. Benz Phaeton milik Pakubuwono X oleh masyarakat Surakarta di masanya sering disebut dengan istilah “kereta setan”.

Sebab, transportasi mayoritas saat itu adalah kereta kuda. Penampakan mobil yang bergerak tanpa tenaga kuda menjadi pemandangan tak biasa bagi masyarakat. Benz Phaeton milik Pakubuwono X saat ini tersimpan di sebuah museum di Den Haag, Belanda. Museum tersebut awalnya merupakan sebuah rumah yang digunakan oleh kolektor barang antik untuk menyimpan benda-benda koleksinya. Keberadaannya akhirnya diketahui setelah 90 tahun lebih mobil tersebut dibawa dari Solo ke Belanda untuk diikutsertakan dalam sebuah pameran.

Mobil pertama di Indonesia itu tidak kembali ke Tanah Air lantaran meletusnya Perang Dunia I dan berakhirnya masa penjajahan Belanda. Saat ini, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri masih berupaya untuk memulangkan mobil milik Pakubuwono X ke Indonesia. Perlu diketahui, Pakubowono X dikenal sebagai Raja Surakarta yang paling berpengaruh sepanjang massa. Raja yang menjabat selama 46 tahun ini dikenal sangat bijaksana dan kaya raya karena punya naluri dagang yang tinggi.

Pakubuwono X naik takhta pada 30 Maret 1893. Ia mendapat julukan sebagai pahlawan nasional Indonesia, atas jasa dan peran aktif dalam perjuangan pergerakan nasional. Raja Surakarta itu juga menjadi pelopor pembangunan sosial-ekonomi dan pendidikan rakyat. Dalam pergerakan nasional, Pakubuwana X mendukung para pelopor perjuangan nasional melalui pemberian fasilitas, materi, keuangan dan moral. Selain itu, ia berperan serta membantu pergerakan Boedi Oetomo dan pendirian Sarekat Dagang Islam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya