SOLOPOS.COM - Nyamuk Aedes aegypti (wikipedia.org)

Solopos.com, SOLO — Dengue infection atau yang lebih dikenal masyarakat luas dengan istilah demam berdarah adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh 4 jenis virus (DENV-1, DENV-2, DENV-3, DENV-4) yang tergolong dalam family Flaviviridae. Virus tersebut ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang terinfeksi.

Seperti dikutip dari laman rs-jih.co.id, Jumat (5/11/2021), habitat nyamuk sebagai perantara menjadi penentu penyebaran penyakit ini. Iklim tropis dan subtropis adalah habitat alami dari nyamuk aedes, sehingga menjadikan Indonesia sebagai salah satu daerah endemik, dengan tingkat kejadian tertinggi terjadi pada musim penghujan.

Faktor lain yang menyebabkan tingginya kejadian dengue di Indonesia adalah sanitasi atau kebersihan. Pada beberapa kasus, individu yang terinfeksi virus dengue dapat tidak menunjukkan gejala atau disebut asymptomatic.

Baca juga: Milad ke-1, RS JIH Solo Luncurkan Klinik Tumbuh Kembang Anak

Namun pada sebagian besar kasus, ada sejumlah gejala yang dirasakan penderita yakni:
-demam,
-nyeri kepala
-nyeri sendi
-dapat muncul ruam atau bintik kemerahan di kulit
Pada fase ini disebut dengue fever atau demam dengue.

Penyakit ini dapat memberat menjadi Dengue Haemorraghic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) dan umumnya mulai terjadi pada hari ke-3 atau ke-4 demam dengan gejala:
-nyeri perut berat
-muntah
-diare
-perdarahan
-memar
-kejang

Baca juga: Potret Beragam Fasilitas Keren di RS JIH Solo

Jika tidak tertangani dengan baik, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi berupa syok (kegagalan sistem sirkulasi) hingga kematian atau dikenal dengan istilah Dengue Shock Syndrome (DSS).

“Mengingat progresifitas yang dapat terjadi dan faktor geografis, sangat dibutuhkan kesadaran dan peran aktif masyarakat Indonesia khususnya dalam penanganan demam dengue. Hendaknya keluhan demam tidaklah dianggap sepele,” demikian tulis rs-jih.co.id.

Penurunan Trombosit

Jika terjadi demam selama tiga hari, penderita dianjurkan segera dibawa ke fasilitas kesehatan atau dokter untuk dilakukan evaluasi lebih lanjut. Secara laboratoris, pada demam dengue, penurunan trombosit dan peningkatan hematokrit umumnya mulai terjadi pada hari ke-3 atau ke-4 demam.

Namun saat ini telah ada pemeriksaan dengue yang dapat dilakukan sejak hari pertama demam, yaitu Ns1-Ag sebagai skrining cepat infeksi dengue. Agresifitas semacam ini dibutuhkan khususnya untuk daerah endemik seperti di Indonesia.

Baca juga: Mengungkap Ragam dan Cara Penanganan Pilek

Dalam hal pengobatan, hingga saat ini belum ditemukan obat antivirus untuk dengue. Pengobatan yang dilakukan adalah suportif dengan mengatasi gejala yang timbul dan mencegah perburukan. Kesembuhan umumnya dapat dicapai pada hari ke-7 sejak demam pertama, yang ditandai dengan hilangnya gejala seperti demam dan gejala lainnya.

Beberapa cara pencegahan yang dapat dilakukan tentunya menjaga sanitasi atau kebersihan lingkungan, sehingga mempersempit habitat nyamuk Aedes. Cara itu kita kenal dengan sistem 3M plus yakni Menguras dan Menutup tempat penampungan air, dan Membuang atau Mendaur ulang barang bekas plus Membasmi jentik dan Menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan lotion repelan terutama dianjurkan untuk para traveler.

Rekomendasi
Berita Lainnya