SOLOPOS.COM - Ilustrasi pekerja di pabrik. (Antara-Andreas Fitri Atmoko)

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menyebut ada dua investor asal Korea Selatan yang tertartik menanamkan modalnya di Sragen. Investor ini berencana membangun pabrik alas kaki. Mereka sedang mencari lahan seluas 50 hektare.

Terkait kabar tersebut, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sragen, Tugiyono, menyampaikan kawasan Sambungmacan-Gondang berpotensi menjadi lokasi investasi. Ini karena wilayah ini berdekatan dengan exit tol.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia mengatakan dalam rencana detail tata ruang (RDTR) pun kawasan Sambungmacan-Gondang akan dijadikan Kota Mandiri dengan luas area 1.300 hektare. Konsep Kota Mandiri di Sambungmacan-Gondang akan dibuat seperti Solo Baru yang ada di Grogol, Kabupaten Sukoharjo.

“Kami hanya menyiapkan tata ruangnya. Untuk pembangunan dan pengembangan diserahkan kepada investor atau pihak ketiga. Dalam konsep kota mandiri itu, Sambungmacan itu memungkinkan tumbuhnya mal, pertokoan, pusat bisnis, perumahan, dan seterusnya,” ujar Tugiyono, Kamis (25/11/2021).

Konsep pengembangan Kota Mandiri akan diserahkan kepada investor yang akan menanamkan modal. “Selama ini belum ada yang melirik untuk pengembangan kota mandiri, tetapi lebih banyak ke arah industri,” jelasnya.

Seperti diberitakan, dua investor dari Korea Selatan (Korsel) berniat untuk investasi di Kabupaten Sragen. Mereka sedang mencari lahan seluas sampai 50 hektare untuk pembuatan pabrik alas kaki di Bumi Sukowati ini.

Baca Juga: APBD Sragen 2022 Disahkan, Minus Rp229,4 Miliar

Informasi itu disampaikan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, di Gedung DPRD Sragen, Kamis (25/11/2021) sore. “PMA [penanaman modal asing] itu bisa masuk tentu di daerah-daerah yang betul-betul kondusif. Konteks kondusif itu artinya ya kondusif pada harga tanahnya, kondusif warganya, kondusif sosial politiknya, dan seterusnya. Mudah-mudahan dua investor Korea Selatan itu bisa menemukan lahan. Mereka sudah on the way ke Sragen. PMA itu bisa menyerap tenaga kerja banyak,” katanya.

Bupati yang akrab disapa Yuni ini menerangkan Sragen sudah memiliki Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Sehingga, dalam pemilihan lahan untuk investasi tinggal melihat pada global positioning system (GPS) daerah. Ia mengaku masih ada sejumlah kendala yang perlu diselesaikan, yakni masyarakat yang belum sepenuhnya pro investasi.

Baca Juga: APBD Sragen 2022 Disahkan, Minus Rp229,4 Miliar

Sementara Pemkab Sragen sudah memberikan pelayanan perizinan yang baik, akses exit tol ada, aksesibilitas juga tidak masalah, usaha mikro kecil menangah (UMKM) bisa bersaing, dan seterusnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya