SOLOPOS.COM - Warga melintas di dekat warung angkringan milik Sanyoto, 47, difabel asal Dukuh/Desa Rejoso, Jogonalan, Senin (4/5/2020). (Espos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Seorang difabel asal Jogonalan Klaten diduga menjadi koran gendam. Akibatnya, korban kehilangan seluruh barang dagangannya yang menjadi satu-satunya sumber penghasilannya.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, persiwa dugaan gendam terhadap difabel itu terjadi di jalan Ngering-Srowot, Jogonalan, Senin (4/5/2020) sekitar pukul 5.00 WIB. Korban, Sanyoto, 47, mengendarai sepeda motornya yang dimodifikasi untuk difabel sendirian.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di tengah jalan, pundaknya ditepuk oleh sekitar dua orang tak dikenal yang berboncengan naik sepeda motor. Setelah ditepuk, korban menghentikan laju motornya. Setelah itu, Sanyoto tak sadarkan diri.

"Saat itu mau berangkat jualan. Di tengah perjalanan yanga menablek [menepuk] pundaknya seperti dihipnotis," kata Nur Hidayati, istri Sanyoto, saat ditemui wartawan di rumahnya Dukuh/Desa Rejoso, Jogonalan, Senin.

Bruno Casimir Out, Ini Kandidat Kapten Baru Persis Solo

Saat Sanyoto tak sadarkan diri itulah, pelaku diduga mengambil seluruh barang untuk berjualan di angkringan miliknya. Barang-barang itu meliputi tabung gas melon, gorengan, dan nasi bungkus.

Sanyoto pun kembali sadar seusai seorang warga lain menepuk kembali pundak bapak satu anak itu. Pada saat tersadar, posisi Sanyoto masih duduk di sepeda motornya.
Mengetahui barang-barangnya ludes, Sanyoto tak punya apapun lagi untuk dijual di angkringannya. Ia memilih pulang ke rumah.

Satu-satu Sumber Penghasilan

Tiba di rumahnya, Sanyoto masih merasakan lemas dan bingung. Dia hanya diam dan tidur di kursi. Nur menjelaskan tidak ada bekas luka atau suaminya tidak diperlakukan kasar oleh para pelaku.

Untuk berjualan, Nur yang juga penyandang disabilitas membantu Sanyoto menyiapkan makanan yang dijual di warung. Berjualan angkringan menjadi sumber pendapatan utama keluarga Sanyoto dan Nur setelah Nur sepi order menjahit selama dua bulan terakhir.

2 Hari Karanganyar Tak Ada Tambahan Kasus Covid-19

"Saya sudah dua bulan ini tidak bekerja. Biasanya saya menjahit tas. Bahannya saya ambil kemudian saya jahit di rumah," ungkap ibu satu anak tersebut.

Kapolres Klaten, AKBP Wiyono Eko Prasetyo, melalui Kapolres Jogonalan, Iptu Rizky Widyo Pratomo, mengatakan Kanitreskrim, Bhabinkamtibmas, serta Babinsa untuk klarifikasi terkait dugaan gendam di Jogonalan, Klaten.

"Sudah kami datangi dan kami klarifikasi. Tadi ada sedikit bantuan untuk korban untuk membantu modal jualannya sembari menunggu hasil lidik," kata dia.

55 OTG di Sragen Tunggu Hasil Swab Terkait Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya