SOLOPOS.COM - Sriyanti di rumahnya di Pemalang. (detikcom)

Solopos.com, PEMALANG -- Seorang ibu tunggal di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Sriyanti, 44, berjuang menghidupi belasan orang anaknya seorang diri. Setelah ditinggal suami setahun lalu, dia kini juga harus menanggung beban utang puluhan juta rupiah sendirian.

Sriyanti sebenarnya memiliki 15 orang anak. Namun seorang di antaranya telah meninggal dunia, dan dua anak lainnya sudah menikah. Kini dia tinggal bersama 12 anak dan seorang cucu di sebagian rumah warisan keluarganya yang berukuran 3 x 6 meter, Desa Wanareja Utara, Kecamatan Taman, Pemalang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Masing-masing dari 12 anak yang masih tercantum di kartu keluarga (KK) Sriyanti berumur 1 tahun, 2, 3, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, dan 16 tahun. Untuk mencatat daftar anggota keluarga Sriyanti, KK miliknya mencapai dua lembar. Sedangkan dua anaknya yang sudah menikah kini berusia masing-masing 27 tahun.

Baca Juga : Cari Oleh-Oleh Khas Pemalang? Di Gerai Ini Lengkap Tersedia

"Kalau jumlah semuanya ada 15 anak. Satu anak saya meninggal, karena sakit. Dua lainnya sudah menikah. Ini malah dititipi satu cucu. Suami saya meninggal sekitar setahun yang lalu karena sakit. Malah saya harus membayar utang ke saudara untuk biaya berobat suami Rp 25 juta," kata Sriyanti seperti dikutip detikcom di rumahnya, Sabtu (8/5/2021).

Untuk menghidupi anak-anaknya, Sriyanti berjualan dawet. Namun dia tak bisa bekerja dalam waktu lama karena harus menjaga anak-anaknya yang kebanyakan masih kecil. "Ya Alhamdulillah, cukuplah untuk makan. Sehari biasanya saya dapat Rp70.000 atau Rp50.000," ucapnya.

Sriyanti tampak sibuk membagi perhatiannya dengan anak-anaknya yang masih kecil dan berebut untuk digendong. Beberapa bahkan menangis bersama-sama. "Ya begini ini repotnya. Tapi saya syukuri karena ini sudah menjadi garis-Nya," kata Sriyanti.

Baca Juga : Inilah Kisah 3 Kerajaan Makhluk Gaib di Jembatan Comal Pemalang

Kini anaknya yang berusia 16 tahun harus bekerja menjadi asisten rumah tangga di Pekalongan. Setelah SMA, anak ke-3 Sriyanti bahkan tak mengambil ijazahnya karena alasan biaya. "Malah ijazahnya belum diambil, ada kekurangan uang," tuturnya.

Sriyanti kini dibantu putri nomor empat untuk mengurusi anak-anaknya yang masih kecil. "Ya kita semua gotong royong di sini, saling membantu. Repotnya kalau yang kecil-kecil sakit. Seperti saat ini, yang paling bungsu sakit. Saya tidak bisa jualan," cerita Sriyanti.

Kepala Desa Wanarejan Utara, Mahmud, menyebut keluarga Sriyanti termasuk keluarga miskin di daerahnya. "Namanya Bu Sri. Beliau jualan es dawet di Jl. Jenderal Soedirman sekitar Kantor Perhutani. Ada 15 anak sepertinya," ujar Mahmud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya