SOLOPOS.COM - Pengacara Fredrich Yunadi saat mendampingi Setya Novanto seusai pemeriksaan oleh KPK, beberapa tahun silam. Saat ini mereka berseteru terkait biaya perkara.

Solopos.com, JAKARTA – Upaya pengacara “sebesar bakpao” Fredrich Yunadi mendapatkan ganti rugi Rp2,2 triliun dari mantan kliennya yang mantan Ketua DPR, Setya Novanto, kandas.

Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan memutuskan gugatan pengacara yang mengklaim berpenghasilan Rp25 miliar per bulan itu ditolak.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Putusan hakim itu tertera dalam Sistem Informasi Penelusuran Perkara Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (SIPP PN Jaksel).

Berikut kata PN Jaksel soal gugatan Fredrich itu.

“Dalam eksepsi. Mengabulkan eksepsi para tergugat dalam konpensi mengenai penggugat tidak mempunyai hak untuk menggugat (diskualifikasi in person). Dalam pokok perkara menyatakan gugatan penggugat dalam konpensi tidak dapat diterima (niet ontvantkelijke verklaard),” kata ketua majelis Agus Widodo seperti dilihat Solopos.com, Senin (11/10/2021).

Dengan vonis itu maka Fredrich Yunadi pun tak jadi mengantongi Rp2,2 triliun.

Kisah Fredrich

Fredrich beberapa kali membuat heboh publik.

Yang pertama soal ucapan sebesar bakpao kala menceritakan benjol di kepala kliennya, Setya Novanto, akibat mobil yang mereka tumpangi menabrak tiang listrik.

Belakangan benjol dan kecelakaan tersebut hoaks.

Fredrich pun dipenjara atas sangkaan bersaksi palsu.

Kehebohan berikutnya saat ia menggugat Setya Novanto karena diangga tidak membayar biaya perkara atas pendampingan yang ia lakukan.

Tak main-main, ia menggugat Setya Novanto Rp2,2 triliun.

Baca Juga: Setya Novanto Digugat Mantan Kuasa Hukum, Nilainya Rp2,25 Triliun… 

Hitungannya adalah 90 bulan mendampingi Setya Novanto dikalikan Rp25 miliar.

“Apa saya dibayar sama Pak Setya Novanto? Belum, dibayar janji surga saya,” kata Fredrich seusai sidang pada Juni 2018 silam seperti dikutip Detik.com.

Urusan janji surga ini berbuntut panjang. Bertahun-tahun usai kemesraan itu berlalu, Fredrich dan Novanto kini jadi seteru.

Kehebohan berikutnya saat dirinya mengaku hidupnya penuh kemewahan.

Namun kala itu dia meminta hal tersebut tidak terlalu dibesar-besarkan.

Bagi dia, gaya hidup mewahnya adalah urusan pribadi, bukan urusan orang lain.

Berkecukupan

Diceritakan Fredrich, sebelum Setya Novanto jadi kliennya dia sudah hidup berkecukupan.

“Warisan saya saja untuk 10 turunan juga nggak habis kok. Supaya tahu. Jadi jangan kira saya ini ‘OKB’ (orang kaya baru),” katanya pada November 2018 silam.

Fredrich menyebut dirinya sudah 40 tahun malang melintang menjadi advokat di Indonesia.

Sudah banyak kasus yang dia tangani, ratusan di antaranya diklaim kasus-kasus kelas kakap.

“Cek saja reputasi saya, perkara apa yang saya pegang selama ini. Heboh kan dulu semua. Pelindo saya pegang rame. Terus waktu Pak Susno Duaji, Pak BG (Jenderal Budi Gunawan) itu kan bikin gempar semua, yang saya bisa ngubah sejarah, tersangka bisa dipraper (praperadilan). Kan itu yang ngubah sejarah kan saya. Tapi kan saya tidak pernah mengatakan sesuatu, saya hebat. Kan nggak. Saya melakukan apa yang saya anggap benar dan saya pertahankan prinsip saya. Kalau menang-kalah itu kan terserah daripada masing-masing penilaian,” katanya kala itu.

Karena itu, menurut Fredrich, wajar-wajar saja jika dirinya bisa hidup lebih dari cukup.

Baca Juga: Fredrich Yunadi Pernah Memaki Penyidik, KPK akan Buktikan Kebohongan 

Soal barang-barang mewah atau liburan mewah, baginya, itu adalah hobi.

Fredrich menyebut dirinya mengoleksi sejumlah barang mewah, termasuk mobil dan motor gede.

Dia juga suka memakai barang-barang branded untuk sehari-hari, dari baju, sepatu, tas, hingga jam tangan.

“Tas saya setiap hari saya ganti, lha tasnya memang banyak. Baju, arloji, setiap hari saya ganti. Saya bukan pamer, tapi saya pakai. Itu kan sehari-hari saja. Jadi supaya dimaklumi, saya bukan pamer, saya memang sehari-hari begitu,” ujarnya.

“Jadi kategori pamer atau tidak itu kan bagi orang jealous, karena tidak mampu. Dia lihat timbul suatu iri hati. Saya rasa biasa-biasa saja. Seperti Hotman Paris, dia pakai Ferrari, kemudian Lamborghini, apa dia pamer? Seperti Hotma Sitompul pakai Rolls-Royce, Bentley, apa dia pamer? Nggak. Memang sehari-hari dia pakai itu. Kalau saya hari minggu pakai Ferrari, kemudian saya pamer? Ya saya memang pakai kok, memang punya saya dan saya sebelum kenal SN (Setya Novanto) sudah punya semua,” sambungnya.

Gaya Hidup Mewah

Gaya hidup Fredrich juga bisa dilihat lewat akun Instagram-nya, @yunadi.

Di situ ada sejumlah fotonya saat jalan-jalan ke luar negeri bersama keluarga atau saat dirinya mengendarai motor gede alias moge Harley-Davidson.



“Motor saya Harley. Harley saya ada 4. Satu motor Harley harganya ada Rp2 miliar, apa saya pamer? Memang saya suka kok,” ucapnya.

“Ya kalau Anda merasa iri ya berarti nggak mampu dong. Anda coba kerja yang baik supaya bisa beli juga. Kan gitu. Kalau belum mampu, bukan jadi dengki atau jealous, tapi harus memacu untuk lebih giat bekerja,” ucapnya.

Fredrich juga bicara soal hobilnya jalan-jalan.

Baca Juga: Dituntut 12 Tahun, Fredrich Yunadi Cuma Divonis 7 Tahun Penjara

Saat ada waktu berlibur, dia kerap terbang ke luar negeri membawa istri serta lima anaknya.

Dia suka mendatangi tempat-tempat yang tidak ada duanya di dunia.

Saat ke luar negeri, Fredrich mengaku selalu memakai pesawat dengan layanan first class.

Baginya, ini bukan soal gaya, melainkan kenyamanan, apalagi usianya tidak lagi muda.

Dia tidak mau perjalanannya jadi susah.



“Saya ke luar negeri kan ajak keluarga besar saya. Anak saya saja 5 orang. Kalau sekali berangkat 7 orang. Bayangkan tiketnya saja berapa duit. Misal ke Amerika bisa 30 jam. Otomatis dong saya pakai first class. Lha kalau first class Jakarta-Amerika PP sudah Rp300 juta 1 orang. Kalau 7 orang sudah berapa? Kan bisa dihitung berapa,” katanya.

“Kalau nginap di hotel, saya tidak mau risiko. Saya pasti nginap di hotel bintang 5, bintang 6. Kan gitu. Saya mesti minta kamarnya besar. Karena apa? Karena saya itu liburan mau menikmati. Masak liburan mau menghemat, lebih baik nggak liburan. Begitu prinsip saya,” ucapnya lagi.

Prioritas Keluarga

Fredrich mengatakan ada banyak tempat menarik di dunia yang sudah dia kunjungi.

Salah satunya Norwegia.

Dia juga merogoh kocek yang tidak sedikit demi mendapatkan pengalaman yang tidak terlupakan.

“Seperti saya ke Norway ke ice hotel. Itu dari gedungnya, tembok, meja, kursi, semuanya dari es abadi. Itu 1 malam bisa USD5.000 satu kamar. Orang Indonesia yang pernah nginap di sana mungkin cuma berapa orang saja,” ujarnya bangga.

Bagi Fredrich, ada kebanggaan tersendiri baginya saat membawa keluarga jalan-jalan ke luar negeri.

Sebab, bagi dia, tujuannya bekerja keras selama ini adalah menyenangkan keluarganya.

“Kalau orang tanya ke saya, ‘Apa Pak harta yang paling berharga di dunia untuk Pak Fredrich?’ Saya bilang, harta bagi saya di dunia yang termahal itu adalah keluarga saya,” ujarnya.



 



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya