SOLOPOS.COM - Polisi berjaga di sekitar kediaman S, 36, di Perumahan Wonorejo Permai Indah, Gondangrejo, Karanganyar, Selasa (31/1/2017), saat penggeledahan oleh tim Densus 88 Polri. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Sebelum ditangkap Densus 88, S dikenal aktif di berbagai kegiatan sosial, termasuk di rumahnya, Wonorejo, Karanganyar.

Solopos.com, KARANGANYAR — Polisi menggeledah rumah S di Perumahan Wonorejo Permai Indah, Gondangrejo, Karanganyar, Selasa (31/1/2017) pagi, setelah menangkap pria 36 tahun itu beberapa jam sebelumnya. Warga sekitar rumah tersebut pun punya penilaian tersendiri tentang S.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penggeledahan berlangsung hingga sekitar pukul 12.45 WIB. Dari penggeledahan tersebut, polisi menyita sejumlah benda dari rumah S, beberapa di antaranya berupa kertas. Polisi tidak menemukan kabel, paralon, dan sejenisnya, yang umum dikaitkan sebagai bahan baku pembuatan bahan peledak (bom) atau senjata api.

Benda-benda tersebut dimasukkan kotak plastik transparan dan diangkut mobil polisi. “BB saat ini sudah dikumpulkan, secara rinci dari Densus 88 yang akan menyampaikan. Jumlahnya saya tidak tahu,” tutur Wakapolres Karanganyar, Kompol Prawoko.

Sementara itu, sejumlah tetangga S mengaku kaget dengan informasi ditangkapnya S oleh Densus 88. Pasalnya, selama ini mereka mengenal S berpembawaan sopan dan aktif dalam kegiatan sosial. S juga dikenal warga sebagai sosok yang rajin beribadah di masjid dekat rumah.

“Dalam kehidupan sosial wajar saja, saat kumpulan warga juga datang. Dalam kegiatan keagamaan seperti saat bulan puasa atau kegiatan kurban juga aktif. Pembawaannya grapyak, baik kok,” ujar Setiawan Budi, salah seorang tetangga S kepada Solopos.com.

Dia menuturkan S sudah lama tinggal perumahan tersebut. Penuturan senada disampaikan Faradian, tetangga lain S. Menurut dia, selama ini S berjiwa sosial tinggi. “Yang bersangkutan sangat aktif dalam berbagai kegiatan masyarakat,” tutur dia. Baca juga: Densus 88 Geledah Rumah di Wonorejo Karanganyar.

Di sisi lain Edy Riyanto, 40, warga setempat mengatakan S tinggal di rumahnya tersebut sejak 2009/2010. Di rumah itu, S bersama seorang istri dan seorang anak perempuan. Anak perempuan S saat ini masih duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar.

Menurut Edy, rumah S pernah digunakan untuk tempat pertemuan beberapa orang dari luar perumahan. Tapi sejak tiga tahun terakhir, kegiatan itu tidak pernah dilakukan. “Semacam pengajian. Kalau tidak salah setiap Jumat. Tapi tiga tahun ini tidak lagi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya