SOLOPOS.COM - Seorang dokter menerima suntikan vaksinasi Covid-19 pertama di RS Hermina Solo, Jl Kolonel Sutarto No 16, Solo, Kamis (14/1/2020). (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO -- Satgas Penanganan Covid-19 meluruskan anggapan di masyarakat yang menyatakan bahwa kekebalan komunitas atau herd immunity dapat dicapai dengan membiarkan orang yang terkena Covid-19 sembuh sendiri.

Dengan membiarkan orang terinfeksi sembuh sendiri, kekebalan tubuh orang tersebut akan tercipta dengan sendirinya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tentu saja anggapan itu membuat cemas sebab berarti akan banyak masyarakat yang membiarkan diri terpapar dan dimungkinkan mengalami gejala dari ringan sampai berat.

Baca juga: Monyet Liar Jarah Tanaman Jagung Warga 2 Desa Di Klaten, Diduga Dari Lereng Merapi

"Membiarkan orang sakit menjadi kebal dengan sendirinya adalah keliru. Hal ini telah ditegaskan WHO [World Health Organization] sejak Oktober 2020," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengabarkan perkembangan penanganan Covid-19 di Gedung BNPB, Kamis (28/1/2021) yang juga disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden.

WHO menyatakan herd immunity adalah konsep yang digunakan untuk pelaksanaan program vaksinasi pada masyarakat di suatu daerah tertentu.

Masyarakat dapat terlindungi melalui vaksinasi ketika sebagian besar populasinya telah divaksin. "Sehingga perlu ditegaskan, bahwa kekebalan komunitas dapat terbentuk dengan melindungi populasi dari virus. Bukan dengan sengaja membiarkannya," tegas Wiku.

Baca juga: Tanda Pernah Kena Covid-19

Klaster Covid-19 Bemunculan

Saat ini klaster Covid-19 di Indonesia masih bermunculan seperti klaster keluarga, klaster perkantoran, klaster industri, maupun klaster komunitas. Hal ini mencerminkan perlu ditingkatkannya monitoring kepatuhan protokol kesehatan secara intensif dan berkelanjutan.

Sebab, membiarkan orang terpapar dengan harapan membentuk antibodi sendiri dan tercipta herd immunity adalah hal yang keliru.

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dapat dilakukan dengan memberdayakan masyarakat melalui pembentukan posko hingga ke tingkatan terkecil yaitu RT atau RW.

Baca juga: Siap-Siap, Per Februari Cukai Rokok Naik, Tapi Tidak Dengan Jenis Ini

Dikutip dari laman WHO, Peneliti Kepala WHO, Dr Soumya Swaminathan, menjelaskan persentase orang yang perlu memiliki antibodi untuk mencapai herd immunity terhadap suatu penyakit berbeda-beda dari satu penyakit ke penyakit lain. Sebagai contoh, untuk mencapai kekebalan kelompok terhadap campak, sekitar 95% populasi harus diimunisasi.

Sebanyak 5% penduduk lain akan terlindungi karena campak tidak akan menyebar di antara orang-orang yang diimunisasi. Untuk polio, ambangnya adalah sekitar 80%.

Dia menegaskan mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity dengan vaksin yang aman dan efektif membuat penyakit semakin jarang dan menyelamatkan nyawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya