SOLOPOS.COM - Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. (Antara-Yulius Satria Wijaya)

Solopos.com, JAKARTA — Pernyataan kontroversi Bupati Banyumas, Achmad Husein, soal operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapat tanggapan Mantan Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Penyidikan KPK, Novel Baswedan.

Pernyataan Bupati Banyuman viral di media sosial karena mengaku takut kena OTT KPK. Lucunya, Bupati Banyumas justru meminta KPK untuk lebih dulu memanggil kepala daerah yang akan dilakukan OTT.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga : Innalillahi Teknisi Jaringan Meninggal Tersengat Listrik di Karanganyar

Novel Baswedan mengomentari pernyataan Bupati Banyumas yang takut terjaring OTT. “Takut kena OTT? Ya jgn terima suap,” ujar Novel dalam cuitan di media sosial Twitter @nazaqistsha seperti dikutip dari Liputan6.com, Selasa (16/11/2021).

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Novel, jika tak mau terjaring operasi senyap KPK, maka harus memperkuat integritas. Novel mengatakan pernyataan Bupati Banyumas meminta KPK mengingatkan terlebih dahulu sebelum OTT sama saja dengan membocorkan operasi senyap.

Novel menyebut pemahaman Bupati Banyumas salah. Tim penindakan KPK, kata Novel, melakukan OTT lantaran pejabat tersebut menerima suap. “Bila diketahui terima, petugas tinggal OTT dan ambil bukti-buktinya. Kalo dibilang: “sebelum di OTT dicegah dulu”, itu salah paham. Karena hampir selalu perbuatan menerima, janjinya sudah dilakukan. Kalau diberitahu dulu, itu bocorkan OTT,” kata Novel.

Baca Juga : 9 Juta Penduduk di Jateng Belum Disuntik Vaksin

Video Bupati Banyumas berdurasi 24 detik beredar di media sosial. Bupati Banyumas terlihat sedang menyampaikan pernyataan pada sebuah acara.

Video itu diduga diambil saat Bupati Banyumas menggelar pertemuan dengan Ketua KPK, Firli Bahuri, di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (9/10/2021). “Kami para kepala daerah, kami semua takut dan tidak mau di-OTT. Maka kami mohon kepada KPK. Sebelum OTT, mohon kalau ditemukan kesalahan, sebelum OTT kami dipanggil dahulu. Kalau ternyata dia itu berubah, ya sudah lepas begitu. Tapi kalau kemudian tidak berubah, baru ditangkap Pak,” kata Husein dalam cuplikan video.

Sementara itu, Bupati Banyuman, Achmad Husein, memberikan klarifikasi terkait video dirinya viral. Bupati mengatakan kemajuan kabupaten/kota yang pernah terkena OTT melambat. Bupati Banyumas berdalih pemerintah daerah menjadi ketakutan berinovasi.

Baca Juga : Waspadai Perubahan Warna Kuku, Bisa Jadi Indikasi Penyakit

Selain itu, Achmad menyebut suasana di daerah mencekam dan ketakutan walaupun tidak ada lagi korupsi. “Oleh karena itu, saya usul untuk ranah pencegahan, apakah tidak lebih baik saat OTT pertama diingatkan saja dahulu dan disuruh mengembalikan kerugian negara. Kalau perlu lima kali lipat sehingga bangkrut dan takut untuk berbuat lagi,” kata dia.

“Toh untuk OTT, sekarang KPK dengan alat yang canggih. [Dalam] satu hari mau OTT lima bupati juga bisa. Baru kalau ternyata berbuat lagi ya di-OTT betulan. Dihukum tiga kali lipat silakan atau hukum mati sekalian juga bisa,” imbuh Achmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya