SOLOPOS.COM - Gedung Kafe Permata yang diwakafkan ke Gus Nuril untuk dibuat pesantren. (Murianews.com)

Solopos.com, PATI — Ulama sekaligus pimpinan Ponpes Soko Tunggal Semarang, KH Nuril Arifin, atau yang akrab disapa Gus Nuril, menolak pembongkaran lokalisasi atau tempat prostitusi Lorok Indah (LI) di Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng). Penolakan Gus Nuril itu dikarenakan salah satu bangunan yang ada di kompleks prostitusi itu telah diwakafkan kepadanya untuk menjadi ponpes.

Bangunan yang diwakafkan kepada Gus Nuril tersebut tak lain adalah gedung bekas tempat karaoke, Kafe Permata. Dikutip dari Murianews.com, Kafe Permata berada di samping kiri lokalisasi Lorok Indah, Pati. Kafe Permata itu merupakan milik Zainal Musyafak.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

Kafe Permata lokasi bersebelahan dengan Lorok Indah, yang disebut-sebut sebagai kawasan prostitusi terbesar di eks Keresidenan Pati. Meski demikian, Kafe Permata disebut-sebut berada di luar kompleks prostitusi yang sejak Agustus 2021 telah ditutup.

Baca juga: Ini Alasan Gus Nuril Tolak Pembongkaran Lokalisasi LI di Kabupaten Pati

Akan tetapi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati berencana turut merobohkan bangunan Kafe Permata. Hal ini karena gedung bekas tempat hiburan malam itu dianggap melanggar Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Zainal Musyafak, pemilik gedung, mengaku sudah menerima peringatan dari Pemkab Pati untuk membongkar bangunannya secara mandiri hingga Desember 2021. Namun, ia keberatan dan meminta perpanjangan masa pembongkaran hingga satu tahun.

“Kami sudah mendapatkan surat peringatan dua dan tiga, tapi tidak mendapat surat peringatan pertama. Pada saat peringatan kedua, kami menyurati Bupati Pati, bahwa kami akan bongkar secara mandiri [Kafe Permata]. Tapi, kami minta jangka waktu satu tahun,” ujar Musyafak, dikutip Murianews.com, Senin (20/12/2021).

Namun, surat Musyafak itu tidak mendapat respons dari Bupati Pati. Ia pun akhirnya memilih mewakafkan bangunan itu kepada Gus Nuril.

Baca juga: Pimpinan Ponpes di Semarang Ini Tolak Pembongkaran Lokalisasi di Pati

“Gus Nuril berkenan, sehingga kemudian secara resmi melakukan pendandatanganan untuk wakaf. Saat ini, bangunan eks Kafe Permata itu bukan milik saya lagi, melainkan milik Gus Nuril,” imbuhnya.

Musyafak mengatakan luas lahan yang diwakafkan untuk ponpes Gus Nuril itu mencapai 5.470 hektare, atau senilai Rp5 miliar. Ia juga membantah jika bangunan bekas kafe yang diwakafkan ke Gus Nuril berada di kawasan prostitusi Lorok Indah atau LI di  Pati. Meski pun lokasi kafe tersebut sangat berdekatan dengan lokalisasi LI Pati.

“Sekali lagi, yang saya wakafkan itu eks Kafe Permata, bukan lokalisasi LI. Karena lokalisasi LI bukan milik saya. Kalau ada berita yang saya wakafkan itu adalah LI, tentu salah besar. Sampai saat ini belum ada pemilik LI yang mewakafkan tanah dan bangunannya,” ujar Musyafak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya