SOLOPOS.COM - Ilustrasi punakawan yang berkaitan dengan Sabdo Palon. (Youtube)

Solopos.com, SEMARANG — Sabdo Palon diyakini sebagai seorang penasihat raja terakhir Majapahit, Prabu Brawijaya V, sekaligus peramal ulung. Sampai saat ini, ramalan Sabdo Palon terus hidup dalam kultur masyarakat Jawa.

Salah satunya adalah kehadiran penjajah Belanda yang disebutkan sebagai kebo bule mripat silver. Ramalan ini dikaitkan dengan kedatangan Belanda yang kemudian menjajah Indonesia selama 3,5 abad.

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Baca juga: Ramalan Sabdo Palon Ini Terbukti Benar, Simak Kisahnya

Sosok Sabdo Palon kerap disandingkan dengan Naya Genggong. Dilansir dari literasi yang ada di situs ejournal.purpesnas.go.id berjudul Sabdapalon Nayanggenggong Nagih Janji: Makna dan Pemahaman dari Masa ke Masa, Jumat (21/1/2022), secara harafiah Sabda Palon dan Naya Genggong mengadung pengertian untuk dijadikan landasan/pegangan yang melekat pada kedua sosok punakawan tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

“Sabdo” berasal dari kata “Sabda” atau “perkataan/firman” dan “Palon” adalah “pegangan.” Berdasarkan definisi dasarnya, Palon memiliki arti kayu pengancing kadang ternak (Dr. Sigit Hardiyanto.MA: Ramalan Ghaib Sabdo Palon Naya Genggong). Sedangkan “Naya” memiliki arti “pandangan/pengamatan,” selanjutnya “Genggong” memiliki arti “keabadian.”

Baca juga: Misteri Watu Ombo, Petilasan Sabdo Palon

Jadi Sabdo Palon dan Naya Genggong secara umum dan keseluruhan berarti pegangan dengan berlandaskan atas keadaan yang berlangsung terjadi secara berkelanjutan dan abadi. Definisi sebutan inilah yang dipegang oleh kedua punakawan saat mereka meninggalkan Prabu Brawijaya V.

Sabdo Palon dan Naya Genggong juga mengatakan soal kemunculan agegaman kawruh atau agama kawruh. Dalam pengertiannya, kawruh berasal dari kata dasar dalam bahasa Jawa, yaitu weruh yang berarti mengetahui yang kemudian diartikan sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Sebagaimana yang sudah diketahui, IPTEK saat ini berkembang pesat, khususnya di bidang teknologi informasi sebagai alat/senjata kemajuan zaman.

Baca juga: Ramalan Sabdo Palon Nagih Janji, Obrak-Abrik Tanah Jawa?

Ramalan Sabdo Palon

Realisasi ramalan lainnya di masa sekarang adalah pada perkembangan aliran kepercayaan yang diramalkan terjadi pada 500 tahun setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit di mana 500 tahun tersebut terhitung sejak 1400 Sakadan jatuh pada 1978.

Saat itu, tepat pada 10 November, Badan Penghayat Ketuhanan Yang Maha Esa “Rila” didirikan oleh Drs. Soetadi yang merupakan bentuk perkembangan dari ajaran Laskar Geriliya Maram “Rila” yang berada di Yogyakarta di bawah asuhan R. Aliman.

Baca juga: Apakah Semar dan Sabdo Palon Orang yang Sama?

Sementara itu, seperti yang diberitakan Solopos.com, ramalan Sabdo Palon dan Naya Genggong yang paling kontroversial adalah kehancuran Islam di Tanah Jawa yang terhuitung 500 tahun setelah keruntuhan Kerajaan Majapahit. Bait ramalan yang juga dikenal dengan Sabdo Palon nagih janji tersebut meramalkan bahwa Agama Budi akan kembali berdiri menjadi satu di tanah Jawa.

Ramalan ini adalah salah satu yang belum teralisasi karena meskipun 500 tahun berlalu dan hingga sekarangpun, Agama Islam di Jawa masih kuat keberadaannya di tanah Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya